
"Terakhir atau ketiga adalah kelompok pasien yang memerlukan tata laksana intensif dan serius, yang mana biasanya sudah demam berdarah dengan manifestasi berat," terang Rista.
Selain menyiapkan tenaga medis melalui pelatihan penanganan demam berdarah, RSUD SSMA juga mengedukasi masyarakat bekerja sama dengan Tim Humas dan Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS).
Edukasi yang disampaikan adalah bagaimana menangani dan mengenali tanda-tanda bahaya, mulai dari bagaimana menghindari gigitan nyamuk pada anak-anak hingga memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.
BACA JUGA: Antisipasi Lonjakan DBD, Rumah Sakit dan Faskes Diinstruksikan Siaga
"Tujuannya agar tidak membiarkan genangan air yang akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk terutama di musim sekarang," tuturnya.
Rista menyebut, hal yang terpenting adalah memberikan pemahaman yang benar tentang demam berdarah kepada masyarakat supaya tidak terjadi kepanikan yang luar biasa di masyarakat.
BACA JUGA: DBD Sebabkan 19 Orang Meninggal di Kalbar
Kemudian, mereka juga harus memahami demam berdarah dalam konteks yang benar bahwa tidak semuanya demam berdarah menjadi berat, ada juga yang berjalan demam tanpa pemberatan.
Selain itu, saat ini sudah tersedia vaksin untuk demam berdarah yang telah disetujui penggunaannya oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas.
BACA JUGA: Pemda di Kalbar Diingatkan untuk Antisipasi Kasus DBD
Vaksin tersebut berupa dua kali suntikan dengan interval tiga bulan atau 12 minggu.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News