
Selain itu, pihaknya selalu berkoordinasi dengan MPA, Tagana, Basarnas, BPBD, TNI, dan sejumlah pihak lainnya untuk melakukan langkah cepat pemadaman api pada titik api yang terpantau pada aplikasi yang ada.
Lewat aplikasi tersebut, pihaknya secara otomatis berkumpul di titik kebakaran untuk segera memadamkan api agar tidak meluas.
Ade menyebut, kebakaran lahan yang terjadi, memang tidak bisa diprediksi.
BACA JUGA: Cuaca Panas Ekstem, Polres Kubu Raya Gencarkan Patroli Cegah Karhutla
Ada yang terjadi di lahan kosong, namun ada juga yang terjadi di dekat pemukiman warga, seperti yang terjadi di Kuala Dua beberapa waktu lalu, yang akhirnya menghabiskan pondok warga dan hampir memasuki permukiman penduduk.
Saat ini, pihaknya terkendala oleh jumlah personel dan tenaga yang sangat terbatas serta ketersediaan air yang tidak memadai di lokasi kebakaran lahan.
BACA JUGA: Gapki Kalbar: Perusahaan Sawit Komitmen Terapkan Mitigasi Karhutla
"Jadi sementara ini, kami melakukan upaya estafet dalam memadamkan api, di mana kami mengambil air dari tempat lain dan mengangkutnya menggunakan mobil dan ditampung di kolam sementara yang dibuat,” tandas Ade Surdiansyah. (ant)
BACA JUGA: Kalbar Punya 1.985 Titik Panas, Udara Masuk Ketegori Tidak Sehat
Simak video menarik berikut:
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News