Oleh sebab itu, selain membuka praktik kedokteran umum di rumahnya di Landraad Weg (Jalan Jenderal Urip Pontianak), Rubini juga membuka praktik kebidanan dengan ditangani bidan bersertifikat.
Rubini juga dikenal sebagai dokter yang rendah hati dan tanpa pamrih.
Pasien yang tidak mampu, bisa membayar dengan apa pun, seperti hasil bumi, kelapa, dan ayam. Tak jarang juga digratiskan.
BACA JUGA: Cornelis, Putra Dayak Kedua Pemimpin Kalbar Setelah Oevaang Oeray
Selain itu, sosok dermawan itu sering ditemui dalam misi sebagai dokter keliling.
Dia mengunjungi desa-desa di luar Pontianak dengan kapal atau perahu secara periodik agar bisa menjangkau daerah pedalaman.
BACA JUGA: Hamzah Haz: Aktivis, Wartawan, dan Wakil Presiden RI
Berbagai upaya dilakukan dr. Rubini untuk melawan pendudukan Jepang sekitar Februari 1942.
Rencana aksi yang direncanakan diketahui Jepang karena adanya sejumlah orang yang berkhianat sebagai mata-mata Jepang.
BACA JUGA: Apai Janggut, Sang Pahlawan Lingkungan Penerima Equator Prize
Kegagalan aksi di Banjarmasin juga menyeret sejumlah nama di Pontianak, termasuk dr Rubini dan rekan-rekannya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News