Apai Janggut, Sang Pahlawan Lingkungan Penerima Equator Prize

Apai Janggut, Sang Pahlawan Lingkungan Penerima Equator Prize - GenPI.co KALBAR
Pegiat lingkungan asal subsuku Dayak Iban Sungai Utik, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu. Foto: cifor.org

GenPI.co Kalbar - Apai Janggut (Pak Janggut) adalah seorang pegiat lingkungan asal subsuku Dayak Iban Sungai Utik, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalbar.

Pria kelahiran 1934 itu dikenal setelah komunitas adat Dayak Iban Sungai Utik yang diwakilinya menerima penghargaan Equator Prize dari Program Pembangunan PBB.

Bersama 22 komunitas lokal dan adat lainnya dari seluruh dunia, penghargaan diterima oleh Apai Janggut pada 24 September 2019 di Midtown Manhattan, Amerika Serikat.

BACA JUGA:  Lasarus, Putra Bumi Senentang yang Jabat Ketua Komisi V DPR RI

Diketahui, Apai Janggut bersama komunitasnya setia menjaga kawasan hutan perawan seluas 9.453,5 hektare dari ancaman korporasi.

Sebelumnya, komunitas adat Dayak Iban Sungai Utik juga memperoleh penghargaan Kalpataru kategori Penyelamat Lingkungan.

BACA JUGA:  Satono, dari PNS Menjadi Bupati Mualaf Keturunan Tionghoa

Penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI itu diserahkan oleh Wakil Presiden RI pada 11 Juli 2019 di Jakarta.

Selain sebagai pegiat lingkungan, pria bernama lengkap Bandi Anak Ragai itu juga dikenal sebagai tuai rumah atau orang yang dituakan.

BACA JUGA:  Florensius Ronny, Pimpin DPRD Sintang di Usia 30 Tahun

Apai Janggut menjadi pemimpin seluruh kepala keluarga yang menghuni Rumah Panjang Sungai Utik, sebuah bangunan tradisional Dayak Iban yang juga diisi beberapa keluarga.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya