Boleh dikatakan, perselisihan yang berkaitan tentang agama sangat minim di Kota Pontianak.
"Ini menunjukkan kedewasaan warga Kota Pontianak dalam menjalankan agama dan ibadahnya masing-masing cukup tinggi," tutur Edi.
Namun Edi mengingatkan bahwa Pontianak rentan terhadap konflik yang melibatkan perselisihan antar suku.
BACA JUGA: Masyarakat Kota Pontianak Diajak Rawat Kerukunan Jelang Tahun Politik
Tak jarang konflik yang terjadi dipicu oleh hal-hal kecil yang kemudian menjadi besar.
Oleh sebab itu, saling berkoordinasi antara Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) sangat penting untuk menangani persoalan-persoalan tersebut.
BACA JUGA: Rasau Jaya Resmi Luncurkan Desa Sadar Kerukunan 2022
"Responsif dan cepat dalam menangani permasalahan-permasalahan kecil ini terbukti mampu meredam hal-hal yang tidak kita inginkan," ungkapnya.
Edi berharap, peluncuran moderasi beragama ini dapat memberikan literasi bagi masyarakat Pontianak, pentingnya membangun mental dan spiritual, sehingga cita-cita hidup di negeri ini dengan damai dan rukun bisa terwujud.
BACA JUGA: Desa Kebong Jadi Desa Sadar Kerukunan di Kabupaten Sintang
"Tujuan akhirnya adalah kebahagiaan dan kesejahteraan semua lapisan masyarakat," imbuhnya.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News