
Acara penyerahan penghargaan tersebut juga turut dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Portugal, Rudy Alfonso.
“Penghargaan ini diberikan sebagai apresiasi bagi mereka yang menunjukkan komitmen luar biasa terhadap aksi lokal dan gerakan berbasis masyarakat, yang mendukung perlindungan hutan dan restorasi ekosistem," tutur Rudy Alfonso, dikutip dari rilis KBRI Lisabon, Jumat (21/7).
Sebagai informasi, para pemenang akan menerima hadiah yang ditujukan untuk mendukung dan melanjutkan kegiatan yang sudah dilakukan.
BACA JUGA: Apai Janggut, Sang Pahlawan Lingkungan Penerima Equator Prize
Tujuannya agar bisa meningkatkan aksi kerja mereka bagi restorasi ekosistem dan upaya mengatasi isu perubahan iklim baik di tingkat tapak, nasional maupun global.
"Hadiah ini sangat berguna bagi kami, akan kami gunakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, menyiapkan mereka dalam menghadapi tantangan ke depan,” kata Remang, Kepala Desa Batu Lintang, masyarakat Sungai Utik, yang turut mendampingi Apai Janggut.
BACA JUGA: Mengenal Kynan Tegar, Sutradara Muda Dayak Iban yang Mendunia
Menurut Remang, pihaknya ingin meningkatkan kapasitas generasi muda di desanya dan menyiapkan pendidikan yang lebih baik.
“Selain itu juga untuk mengembangkan alternatif pendapatan jangka panjang seperti ekowisata dan PES (Payment Ecosystem Services)," ujarnya.
BACA JUGA: Keren, Aming Coffee Terima Penghargaan Pelaku UMKM Inspiratif
Sebelumnya, masyarakat Adat Dayak Iban Sungai Utik pernah mendapatkan penghargaan nasional Kalpataru dari pemerintah Indonesia dan UNDP Equator prize pada 2019.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News