Rancangan kostum itu dinilainya sebagai bentuk kreativitas dari pelaku ekonomi kreatif (ekraf).
Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak membuka peluang seluas-luasnya bagi warga untuk berkreativitas lewat karyanya.
"Silakan para desainer berkreasi untuk menuangkan ide dan karyanya sesuai kearifan lokal supaya kreativitas anak-anak muda berkembang," ucap Edi.
BACA JUGA: Apeksi Wadah Pemerintah Kota Sampaikan Aspirasi ke Pemerintah Pusat
Deni Slamet (24), desainer kostum Meriam Karbit dan Tugu Khatulistiwa menjelaskan makna masing-masing kostum rancangannya.
Kostum berjudul 'Delegacy of Meriam Karbit' menggambarkan tentang permainan rakyat khas di Kota Pontianak berupa meriam karbit yang menjadi tradisi warga setiap menyambut bulan Ramadan dan Idulfitri.
BACA JUGA: Warga Makassar Kagumi Keunikan Kostum Meriam Karbit dari Pontianak
"Kemudian kostum yang satu lagi berjudul Equator Van Borneo, yang melambangkan ikon Kota Pontianak berupa Tugu Khatulistiwa yang menjadi titik perlintasan garis Khatulistiwa," jelasnya.
Pengerjaan kedua kostum tersebut membutuhkan waktu selama 14 hari.
BACA JUGA: Produk Khas Pontianak Pikat Turis Asing di ICE Makassar
Kesulitan yang dihadapi dalam pembuatannya adalah waktu yang begitu singkat.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News