Setiap pembangunan memiliki dampak positif dan negatif.
Yang pasti, lanjut Edi, pembangunan yang dilakukan Pemkot Pontianak mengikuti kaidah perencanaan, baik aturan juga kondisi eksisting masyarakat kota.
Dia bilang, ada yang bisa selesai dalam setahun, ada yang perlu beberapa tahun, termasuk masalah rutin seperti genangan, kemacetan, air limbah, sampah dan sebagainya.
BACA JUGA: Membanggakan, Kota Pontianak Raih Adipura Kategori Kota Besar
“53,4 persen penduduk Indonesia tinggal di kota. Kota yang terbatas ini akan sangat berat, jika tidak ditata dengan baik, terutama dalam pemenuhan infrastruktur dasar,” terangnya.
“Oleh karena itu diperlukan kolaborasi dengan konsep smart city, dan ini terus kita lakukan,” imbuh Edi.
BACA JUGA: Lahan Terbakar di Kota Pontianak Tidak Boleh Digunakan Selama 5 Tahun
Berbagai persoalan menjadi pembahasan utama pada forum itu, mulai dari sektor infrastruktur, sosial budaya hingga perekonomian.
Di sektor infrastruktur misalnya, Edi memaparkan seperti contoh
duplikasi Jembatan Kapuas I dan perbaikan jalan di Pontianak Utara.
BACA JUGA: Bahasan Sebut Kota Pontianak Pegang Peran Penting Majukan Kalbar
Selain itu pembangunan Mal Pelayanan Publik (MPP) di Pasar Kapuas Indah yang sekaligus mengubah wajah baru Kota Pontianak, dari yang awalnya gedung-gedung menghadap jalan, kini perlahan menghadap sungai.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News