
Mendikbudristek Nadiem Makarim menjelaskan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang dinilainya lebih penting bagi daerah-daerah terpencil, terluar, tertinggal dan di daerah-daerah perbatasan.
Kurikulum Merdeka memberikan kewenangan kepada guru-guru untuk mundur sesuai dengan kompetensi dari murid di sekolah tersebut.
Bahkan, guru bisa mengakselerasi jika anak didiknya sudah siap untuk maju.
BACA JUGA: 35 Persen Sekolah di Kubu Raya Sudah Terapkan Kurikulum Merdeka
"Sekarang bayangkan, masuk akal nggak sih di kota besar atau kepulauan terkecil, semua anak kelas enam SD harus menguasai hal yang sama, ini tidak masuk akal. Makanya banyak sekali anak-anak yang ketinggalan," kata Nadiem.
Kurikulum Merdeka lebih penting diterapkan di daerah perbatasan dan di luar kota besar karena jumlah materi atau muatan kepadatan materi itu dikurangi 30-40 persen, sehingga bisa fokus pada pendalaman.
BACA JUGA: Pontianak Terapkan Kurikulum Merdeka, Belajar Asah Minat Bakat
Dia menyebut, orang tua tentu pernah komplain karena anak-anaknya dijejali dengan materi pelajaran yang banyak.
"Nah, itu alasannya karena berbagai materi itu dititipkan dalam kurikulum kita. Makanya kita rampingkan, kita sederhanakan agar lebih ramping dan lebih mendalam," terang Nadiem Makarim.
BACA JUGA: Kapuas Hulu Siap Terapkan Kurikulum Merdeka Sekolah Penggerak
Tak kalah penting, kata dia, ada berbagai macam project best learning.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News