Ritual Budaya Dayak Dilestarikan sebagai Jati Diri Bangsa

20 Juni 2022 02:00

GenPI.co Kalbar - Ritual budaya, terutama budaya Dayak harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai jati diri bangsa.

Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis mengatakan saat seseorang atau sekelompok masyarakat menghilangkan budaya, maka jati dirinya pun akan hilang.

“Jati diri kita sebagai orang Dayak, sebagai orang yang berbudaya,” katanya, Minggu (19/6).

BACA JUGA:  Miliki 156 Destinasi Unik, Wisatawan Wajib Kunjungi Bengkayang

Darwis mencontohkan, ritual budaya Nyobeng di daerah Sebujit, oleh Dayak Bidayuh di Kabupaten Bengkayang, yang sudah masuk kalender wisata Kalbar dan nasional.

Nyobeng adalah ritual penghormatan terhadap hasil mengayau (kayau) yang telah dilakukan sejak zaman dulu.

BACA JUGA:  Dua Destinasi Rekomendasi untuk Liburan Keluarga di Bengkayang

Pada ritual ini, masyarakat akan memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau nenek moyang.

Keberadaan rumah Baluq juga masuk dalam warisan budaya tak benda.

BACA JUGA:  Pekan Gawai Dayak ke-36 Kalbar Jadi Magnet Wisata Budaya

Oleh sebab itu, Pemkab Bengkayang akan diundang pada forum G-20 di Yogyakarta.

"Untuk kegiatan pada September 2022 nanti di Yogyakarta, kita pastikan juga Pemkab Bengkayang akan mendukung untuk itu," ungkap Sebastianus Darwis.

Sebelumnya, Darwis beserta sejumlah pejabat di lingkungan Pemkab Bengkayang menghadiri Hlamat Inu Gawia Nyobeng Nibak'ng Dayak Bidayuh Sebujit.

Lokasi tepatnya di Desa Hlibuei, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang, daerah perbatasan Indonesia-Malaysia. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR