Satu Orang Utan Jantan Dilepasliarkan di Kawasan Sungai Paduan

14 Juni 2022 07:00

GenPI.co Kalbar - Satu individu orang utan jantan dilepasliarkan ke kawasan hutan lindung Sungai Paduan, Kecamatan Simpang Hilir, Kabupaten Kayong Utara, Senin (13/6).

Pelepasliaran tersebut dilakukan oleh beberapa lembaga, seperti BKSDA SKW 1 Ketapang dan Kesatuan Pengelola Hutan (KPH) Kayong tara.

Kemudian, Yayasan Inisiasi Alam Rehabilitasi (IAR) Indonesia, Yayasan Palung (YP), Lembaga Pengelola Hutan Desa (LPHD) Nipah Kuning, dan LPHD Padu Banjar.

BACA JUGA:  Keren, Tanagupa Buka Dua Destinasi Wisata Selama Lebaran

Kasi Perlindungan dan Pemberdayaan Masyarakat UPT KPH Wilayah Kayong Dwi Erlina Susanti berterima kasih atas dukungan semua pihak.

"Saya juga berharap pada lokasi hutan lindung Sungai Paduan, habitatnya tetap terjaga," tuturnya.

BACA JUGA:  Kurangi Plastik, Kelompok Binaan Tanagupa Anyam Ribuan Ecopolybag

Diketahui, orang utan menjadi salah satu satwa yang sudah langka dan dilindungi oleh Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990.

Menurut Dwi, hutan lindung Sungai Paduan masih memiliki komposisi pohon makanan yang banyak untuk orang utan, yakni sekitar 70 persen.

BACA JUGA:  Koordinasi Antarpihak, Tangani Satwa Dilindungi di Tanagupa

Saat ini, kondisi wilayah hutan Desa Nipah Kuning seluas 2.051 hektare yang menjadi rumah baru buat orang utan tersebut.

"Selain ketersediaan pohon makanan yang cukup banyak, tutupan hutan di sana juga lebih baik sehingga sangat cocok untuk habitat orang utan," ungkapnya.

Kepala BKSDA Kalbar Sadtata Noor Adirahmanta mengatakan, kegiatan tersebut wujud upaya konservatif terhadap satwa liar yang telah dilakukan selama bertahun-tahun.

"Namun demikian, sebenarnya tanggung jawab sepenuhnya terhadap kelestarian satwa liar bukan semata dibebankan kepada pemerintah,” terangnya.

Dia mengajak seluruh masyarakat mengubah cara pandang terhadap konservasi.

Dibutuhkan sebuah konsep pengembangan yang bisa menjadi solusi permanen dan memberikan penyelesaian yang berjangka panjang.

“Manusia harus mulai membiasakan diri dengan kehadiran satwa liar di sekitarnya dan hidup ‘berdampingan’ untuk menjamin keberlangsungan kelestariannya," tutup Adirahmanta. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR