Harga telur-Cabai Meroket, Distan: Hanya Permainan Dagang

06 April 2022 06:00

GenPI.co Kalbar - Selama Ramadan, harga sejumlah kebutuhan pokok di Kota Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu mengalami kenaikan.

Telur ayam yang semula hanya Rp 1.500 per butir, naik menjadi Rp 1.600-2.000 per butir di pasaran.

Harga cabai rawit yang semula hanya Rp 80 ribu per kilogram, naik menjadi Rp 90-100 ribu per kilogram.

BACA JUGA:  Resmikan Puskesmas, Bupati Minta Pelayanan Masyarakat Dipermudah

“Memang ada beberapa komoditi mengalami kenaikan harga, tetapi masih hal yang wajar,” kata Sekretaris Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kapuas Hulu Dedy, di Putussibau, Selasa (5/4).

Menurutnya, kenaikan harga sejumlah sembako di Putussibau karena kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM).

BACA JUGA:  Ada Kampong Ramadan Kreatif di Jalan Letkol Sugiono Pontianak

Hal itu juga berdampak terhadap biaya angkut barang dari Pontianak ke Putussibau.

Namun, Dedy menjamin ketersediaan sembako di Kapuas Hulu hingga Idul Fitri mendatang.

“Stok sembako kita masih aman, tetapi memang kenaikan BBM berpengaruh juga terhadap kenaikan harga sejumlah sembako,” terangnya.

Ketersediaan dan kenaikan harga sejumlah sembako juga menjadi pembahasan dalam rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), termasuk minyak goreng.

“Saat ini yang tersedia minyak goreng kemasan dengan harga pasaran, sedangkan minyak goreng curah masih kosong,” papar Dedy.

Pemkab Kapuas Hulu berupaya melakukan operasi pasar murah untuk membantu masyarakat.

Namun yang menjadi kendala, stok minyak goreng curah di Kalbar masih kosong.

“Saya rasa untuk kenaikan harga sembako masih wajar, belum ada kenaikan yang siginfikan, kecuali memang minyak goreng yang terjadi secara nasional,” tutup Dedy.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kapuas Hulu Abdurrasyid menuturkan kenaikan harga cabai di pasaran hanyalah permainan dagang.

Pasalnya, stok cabai di Kapuas Hulu sendiri surplus.

“Kenapa harga cabai kita di Putussibau mahal karena pedagang kita membeli cabai itu dari Sintang dan Pontianak,” ucapnya.

“Padahal cabai itu berasal dari Kapuas Hulu, yang dijual kembali dengan harga yang cukup tinggi,” imbuh Abdurrasyid. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR