GenPI.co Kalbar - Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) menjadi salah satu isu yang dibahas oleh Ketua Majelis Pertimbangan Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis.
Hal itu dia sampaikan dalam silahturahmi Presiden MADN dengan pengurus MADN utusan Kalbar, pengurus Dewan Adat Dayak (DAD) Kalbar, dan ketua DAD se-Kalbar.
Cornelis mengajak para tokoh Dayak menyikapi pemindahan IKN dari Jakarta ke Pulau Kalimantan dengan mempersiapkan diri.
“Jangan sampai ada pertengkaran di antara kita, jangan banyak mengomel, dan bersungut-sungut,” tuturnya, di Hotel Gajah Mada Pontianak, Senin (16/5) malam.
Menurutnya, persiapan yang bisa dilakukan di antaranya Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu bersaing.
Dengan begitu, bisa “menguasai” wilayah IKN, baik dari segi ekonomi, teknologi, pendidikan, dan pemerintahan.
Dia menilai bahwa sekarang ini, orang Dayak harus mampu memikirkan bangsa supaya bisa ikut serta ambil bagian sebagai bagian dari Indonesia.
“Jangan hanya ngomong, tetapi butuh action dan perlu bukti,” katanya.
Sebagai masyarakat yang tinggal di Pulau Kalimantan, Cornelis minta orang Dayak terutama di IKN, harus mengambil peran strategis, bukan menunggu diberikan.
“Kepada Presiden MADN sebagai pemimpin Daya, harus tampil sebagai pemimpin. Jangan takut-takut adakan pertemuan dan lobi Presiden Indonesia,” pesannya.
Jadi, kata dia, pertemuan tersebut bukan pertemuan main-main.
Bahkan, akan menjadi catatan sejarah dalam rangka menghadapi Pemilu 2024.
Oleh sebab itu, Cornelis mengajak untuk menyatukan suara soal siapa yang akan menjadi calon Presiden, DPR, DPD, Gubernur, Bupati, dan Wali Kota.
“Siapa yang mau masuk IKN, siapa yang mau diperjuangkan, birokrasi sipil dan birokrasi militer siapa yang mau diperjuangkan? Harus bergerak dan harus berjuang," tegasnya. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News