Kepala Daerah di Kalbar Diminta Fokus Turunkan Stunting

08 September 2023 03:00

GenPI.co Kalbar - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI Hasto Wardoyo minta agar Penjabat Gubernur, Bupati dan Penjabat Wali Kota di Kalimantan Barat untuk fokus dalam upaya menurunkan stunting yang kini berada di 27,8 persen.

Dia bakal melaporkan pada Menteri Dalam Negeri dan Presiden untuk evaluasi apabila terdapat satu derah yang angka stuntingnya tidak mengalami penurunan.

Hal tersebut disampaikan Hasto saat menghadiri kegiatan Rapat Koordinasi program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting Provinsi Kalbar, Rabu (6/9).

BACA JUGA:  Turunkan Stunting, Remaja Putri Mesti Rutin Minum Tablet Tambah Darah

"Stunting Kalbar di angka 27,8 persen. Saya minta perusahaan bisa menjadi bapak asuh anak stunting. Begitupula dengan Penjabat Gubernur, Bupati dan Wali Kota," ucapnya.

“Jika stunting tak turun akan saya lapor Kemendagri dan Presiden untuk dievaluasi,” imbuh Hasto.

BACA JUGA:  Lima Hal Penting Cegah Stunting, Ini Penjelasan Dr. Tan Shot Yan

Dia menjelaskan bahwa indikator prestasi kinerja keberhasilan kepala daerah dalam menyejahterakan warganya dan memacu kemajuan pembangunan daerah salah satunya adalah stunting.

Sekarang angka stunting di Kalbar 27,8 persen. Jika angka stuntingnya nanti tidak sampai di angka 15 persen, akan menjadi tugas berat.

BACA JUGA:  Hasto Wardoyo: September Menjadi Bulan Penentu Penurunan Stunting

Di mata presiden, pastinya ini akan menjadi perhatian serius.

Di Kalbar sendiri dalam penanganan stunting perlu menyasar ke daerah strategis.

Seperti Sambas, kata Hasto, penduduknya banyak, kemudian di beberapa kabupaten kota angka pernikahan dininya masih tinggi.

"Melawi itu kawin usia mudanya masih banyak. Ini perlu perhatian," terangnya.

Diperlukan kerja keras bagi Kalbar untuk mengejar 14 persen angka stunting di 2024.

Hasto meminta agar para pasangan yang akan menikah betul-betul dikondisikan kesiapannya, sehingga tidak menghasilkan stunting baru.

Hasto melanjutkan pandangannya, kesadaran di Kalbar untuk menginput data pranikah rendah.
Sebagai contoh selama setengah tahun ini, data yang masuk hanya 2.000, padahal penikahan lebih dari 14 ribu pasangan.

Oleh sebab itu, untuk mencegah agar tidak ada stunting baru, maka itu harus dicegah.

Jangan sampai kepala daerah semangatnya hanya mengejar anak stunting tapi yang mau hamil tidak dikejar, padahal orang yang menikah hampir 80 persen hamil di tahun pertama.

Hasto menegaskan bahwa stunting perlu menjadi perhatian.

Jika strateginya tidak cerdas maka akan kedodoran dan stunting baru akan lahir terus karena hanya memperhatikan kasus paparan stunting, namun yang belum lahir tidak dipikirkan.

"Saya berharap kalau bisa mencegah lahirnya stunting baru," pintanya. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR