GenPI.co Kalbar - Sinergi antarelemen dalam menangani kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) sangat diperlukan.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo dalam dialog interaktif bersama TNI, Polri, Pemda, BPBD, BMKG, Basarnas, dan relawan di Kalbar, Sabtu (2/9).
Pada kesempatan tersebut, Sigit mendengarkan langsung laporan dari berbagai pihak soal karhutla yang terjadi di beberapa wilayah Kalbar.
Dia juga bertanya soal berapa lama waktu untuk memadamkan titik api karhutla, baik dalam skala besar maupun menengah.
Diketahui dari penjelasan yang ada, proses pemadaman tergantung dengan jarak dari lokasi titik api.
Selain itu, Sigit juga mendapatkan informasi bahwa rata-rata lahan perkebunan atau lahan bebas yang dekat dengan titik api dikelola masyarakat atau perorangan.
Mengenai laporan itu, Sigit menyampaikan bahwa sumber air merupakan hal yang utama dalam menghadapi karhutla.
Dia juga meminta jajaran TNI, Polri, pemda, BPBD, Basarnas, BMKG, dan relawan memastikan ketersediaan sumber air, dalam situasi yang mendekati El Nino.
"Disampaikan ada pembuatan embung, saya kira bagus karena memang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa adanya sumber air," terang Sigit.
Kemudian, kerja sama antarpemangku kepentingan selama ini tetap harus dipertahankan karena dalam penanganan karhutla, diperlukan soliditas dan sinergi yang baik.
"Mudah-mudahan kita lampaui situasi yang ada dan wilayah rekan-rekan bisa teratasi karena hotspot bisa dikendalikan dengan kerja sama dan dari kesiapan sumber air yang ada,” ungkap Listyo Sigit Prabowo.
“Tentunya bantuan dari pusat apabila ada titik-titik untuk dimodifikasi cuaca bisa dilakukan agar segera ada hujan karena memang itu tentunya air cepat bisa kembali menggenang dan sumber air cukup," tandasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News