Pra-Kongres Kebudayaan Indonesia di Kota Pontianak, Himpun Gagasan Pemajuan Kebudayaan

28 Agustus 2023 13:55

GenPI.co Kalbar - Kota Pontianak didapuk menjadi tuan rumah pelaksanaan Pra-Kongres Kebudayaan Indonesia (Pra-KKI) 2023.

Selain Kota Pontianak, ada juga Dumai, Medan, Makassar, Ternate, dan Kupang, yang juga menjadi tuan rumah Pra-KKI 2023.

Pemilihan lokasi tersebut karena memiliki relevansi potensi kebudayaan, sosial, ekonomi, dan politik yang strategis.

BACA JUGA:  Kota Pontianak Jadi Tuan Rumah Kongres HMI XXXII Nasional

“Agenda ini roadshow di 6 wilayah. Memang agak diakselerasi karena persiapan menyambut Kongres Kebudayaan Indonesia di akhir September mendatang,” tutur Reza selaku Knowledge Management and Communications Gemawan, di Hotel Ibis Pontianak Center, Sabtu (26/8).

Dia menjelaskan pada Pra-KKI 2023 di Pontianak, Koalisi Seni Indonesia bermitra dengan Gemawan untuk menghimpun gagasan dan masukan dari para pemangku kepentingan bidang kebudayaan di Kota Pontianak.

BACA JUGA:  Kampanye Cinta Mangrove Digelorakan Gemawan-AJI Pontianak untuk Generasi Muda

Ada 3 agenda dalam Pra-KKI 2023 yang mengangkat tema Pendanaan Bidang Kebudayaan, yakni focus group discussion (FGD), lokakarya, dan seminar.

“Untuk FGD sudah dilakukan pada hari pertama, yang membahas 3 tema, yakni evaluasi dana Indonesiana, filantropi bidang kebudayaan, serta pemutakhiran Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) Kota Pontianak,” imbuhnya.

BACA JUGA:  Pererat Persatuan Warga, Kemendikbudristek Gelar Pekan Kebudayaan Daerah

Sabtu ini, kata dia, agendanya adalah lokakarya dan seminar.

Ketua Pengurus Koalisi Seni Indonesia, Kusen Alipah Hadi menjelaskan bahwa Pra KKI diharapkan dapat menghasilkan usulan-usulan yang terintegrasi.

“Keterlibatan aktif para pelaku seni menjadi vital untuk mendukung pemajuan ekosistem kebudayaan Indonesia,” ucapnya.

Menurutnya, budaya tidak bisa dipisahkan dari dimensi sosial, politik, ekonomi, dan ekologi.

Kusen juga memaparkan Kongres Kebudayaan Indonesia menjadi peluang untuk saling berbagi pengalaman, pengetahuan, dan ide-ide kreatif dalam upaya memajukan kebudayaan.

“Perlu komitmen yang solid dan utuh dari para pihak untuk mendukung pemajuan kebudayaan. Hanya kita yang bisa memperjuangkannya,” tegas pendiri Yayasan Umar Kayam itu.

Seminar Pendanaan Bidang Kebudayaan

Sementara itu, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono pada seminar dengan tema “Pendanaan Bidang Kebudayaan” menuturkan, seni sudah ada sejak kandungan karena melekat pada diri kita.

“Sedangkan budaya itu sejak manusia ada secara otomatis. Budaya itu sangat luas,” katanya pada seminar yang dipandu Arniyanti dari Gemawan.

Bahkan, kata dia, dalam keputusan yang dibuatnya juga memerlukan unsur seni.

"Selama ini, keseharian saya dipengaruhi oleh budaya dan seni. Setiap saya mengambil keputusan berlandaskan seni," terang Edi.

Dia menyampaikan bahwa pendanaan bagi pelaku seni sedang diusahakan optimal agar mampu mengekspresikan semua bidang.

"Dampak dari yang telah kita upayakan mungkin belum optimal, seperti ruang aktivitas dan pendanaan untuk pertunjukan seni. Meskipun anggaran yang disiapkan selalu ada unsur seni.

Bahkan di acara formal seni itu masuk, seperti tarian," ungkap Edi.

Dia menjelaskan, para pegiat seni dapat mencoba juga menyampaikan aspirasinya ke DPRD Kota Pontianak.

“Hal ini dapat dilakukan agar ada regulasi yang secara khusus dapat diterbitkan untuk mendukung pemajuan kebudayaan di tingkat daerah. Kita juga berharap di pusat ada regulasi yang dapat diturunkan di tingkat daerah,” tutup Edi Rusdi Kamtono. (rls)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR