GenPI.co Kalbar - Sebanyak 2.315 relawan yang tergabung dalam 105 kelompok masyarakat yang telah dilatih dikerahkan untuk membantu penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Barat (Kalbar).
Hal itu disampaikan oleh Ketua Satuan tugas (Satgas) Informasi Bencana BPBD Kalbar Daniel, di Kota Pontianak, Jumat (19/8).
"Persoalan karhutla itu tanggung jawab bersama, bahkan kami juga sudah melatih kelompok masyarakat untuk membantu turut serta dalam penanganan karhutla," tuturnya.
Daniel mengatakan, keberadaan kelompok masyarakat peduli api atau relawan cukup membantu dalam penanganan karhutla.
Namun, hingga saat ini ditemukan beberapa kendala yang dihadapi di lapangan dalam penanganan karhutla.
Di antaranya keterbatasan sarana dan prasarana dan sulitnya memperoleh sumber air terdekat di lokasi bencana.
Daniel menilai, kondisi tersebut menjadi kendala cukup serius.
Walaupun sudah dibangun kanal, namun tidak ada air bahkan kanal mengering, yang menyebabkan petugas terpaksa mengangkut air menggunakan mobil tangki dari Sungai Kapuas.
Menurut Daniel, per 17 Agustus 2023, tercatat 16 titik panas yang diduga titik api di wilayah Kalbar.
Selain itu, terdapat 322 desa atau kelurahan di Kalimantan Barat berpotensi rawan karhutla.
Sementara itu, dari 14 kabupaten/kota di Kalbar, ada 2 kabupaten berstatus tanggap darurat, yakni Kubu Raya dan Sanggau.
"Titik panas semakin meningkat. Jadi, perlu juga upaya kita untuk berdoa karena upaya lain sudah kita lakukan, mesti juga ada satgas doa," tandas Daniel. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News