GenPI.co Kalbar - Kondisi air Sungai Kapuas yang mulai surut menyebabkan produksi air bersih di Kota Pontianak yang dikelola Perumda Air Minum (PDAM) Tirta Khatulistiwa tidak maksimal.
Distribusi air bersih ke rumah-rumah pelanggan pun mengalami gangguan, antara lain tidak mengalirnya air, tekanan air yang kecil dan air keruh sehingga banyak keluhan yang disampaikan warga berkaitan pelayanan air bersih.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meninjau langsung ke Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang ada di PDAM Tirta Khatulistiwa Jalan Imam Bonjol untuk menindaklanjuti keluhan warga.
Kunjungannya ke PDAM untuk melihat langsung permasalahan yang menyebabkan terganggunya distribusi air bersih.
Hal tersebut dia sampaikan seusai melakukan peninjauan di PDAM Tirta Khatulistiwa, Rabu (2/8).
"Banyak keluhan masyarakat terhadap layanan air bersih, air tidak mengalir atau airnya berlumpur. Kita cek di sini penyebabnya karena air Sungai Kapuas sebagai sumber air baku PDAM mengalami surut serta adanya pipa-pipa yang mudah pecah," ujarnya.
Kondisi air Sungai Kapuas yang surut dan kadar garam meningkat, sehingga mengakibatkan air yang disuplai ke rumah pelanggan mengalami gangguan.
Edi mengimbau seluruh masyarakat untuk membantu dengan tidak merusak jaringan air PDAM serta menghemat penggunaan air.
"Kita imbau masyarakat untuk mulai menampung air sebagai cadangan persediaan," imbaunya.
Surutnya permukaan air menyebabkan PDAM menghentikan sementara produksi hingga air pasang.
Namun demikian, saat air mulai pasang, kadar garam air meningkat akibat intrusi air laut.
Idealnya, ambang batas kadar garam untuk bisa memproduksi air adalah 250 miligram per liter, tapi kondisi saat ini sudah mencapai 400 miligram per liter.
"Air baku ini tanggung jawab pemerintah pusat, kita berharap pemerintah pusat bisa memikirkan untuk penanganan masalah sumber air baku ini," terangnya.
Memang, kata dia, sudah ada Waduk Penepat yang jaraknya 24 km dari PDAM tetapi kapasitasnya hanya 14 ribu meter kubik.
Masalahnya kalau air laut masuk hingga ke Waduk Penepat, kondisi ini juga akan mengakibatkan terganggunya produksi air PDAM.
"Kapasitas produksi di sana 500 liter per detik, sementara produksi sekarang 2.058 liter per detik," sebut Edi Rusdi Kamtono. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News