GenPI.co Kalbar - Pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) perlu komitmen dan kerja sama semua pihak.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolres Kapuas Hulu AKBP France Yohanes Siregar, di Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Sabtu (17/6).
"Kami siap berkolaborasi dengan semua pihak, upaya pencegahan harus dilakukan terutama dalam melakukan sosialisasi kepada masyarakat," tuturnya.
Menurut France, peran serta dan kesadaran masyarakat, terutama pihak perusahaan perkebunan sawit sangat penting dalam upaya pencegahan di sekitar lokasi rawan terjadi karhutla.
Oleh sebab itu, jajaran kepolisian Polres Kapuas Hulu siap berkolaborasi, baik dengan jajaran pemerintah daerah maupun pihak terkait lainnya, dalam upaya pencegahan, penanggulangan maupun penegakan hukum jika terjadi karhutla.
"Sosialisasi terus kita lakukan secara bersama-sama dengan tujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat dan perusahaan," ungkap France.
Dia menuturkan, setiap tahun permasalahan karhutla dihadapi oleh Indonesia.
Bahkan, bencana tersebut berdampak luas bagi kesehatan masyarakat, perusakan ekosistem yang terjadi secara masif, dan berpengaruh terhadap perekonomian negara.
"Selain itu, karhutla juga berimplikasi pada banyak sektor. Oleh karena itu, perlu komitmen kita semua untuk mencegah dan menanggulangi karhutla," terang France.
Pada 2022, berdasarkan data dari kepolisian, area hutan dan lahan yang terbakar di Indonesia mencapai 204.894 hektare.
Angka tersebut turun 42,9 persen atau setara 153.973 hektare dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat seluas 358.867 hektare.
Emisi karbon yang diakibatkan dari karhutla pada tahun 2022 di Indonesia mencapai sekitar 23.239.720 CO2e.
Sebagai informasi, Kalimantan Barat menduduki peringkat tertinggi dengan menyumbang kurang lebih 6.913.569 emisi CO2.
Jumlah emisi tersebut berdampak terhadap meningkatnya suhu udara, perubahan iklim dan pemanasan global. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News