GenPI.co Kalbar - Mengembangkan budaya Melayu menjadi fokus Kepengurusan Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalimantan Barat periode 2023-2028.
Pengembangan budaya Melayu menjadi upaya memajukan mozaik kebudayaan nasional yang bermuara pada penguatan nasionalisme dan nilai-nilai kebangsaan.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum MABM Kalbar Chairil Effendy, di Kota Pontianak, Sabtu (3/6).
"Negara yang plural ini, nasionalisme seperti telur di ujung tanduk. Nasionalisme harus selalu dijaga dan dipelihara dengan rasa cinta agar tidak jatuh dan pecah berkeping-keping," tuturnya.
Menurut Chairil, pada 2019, MABM Kalbar menginisiasi pembentukan Perkumpulan Merah Putih (PMP) yang di dalamnya tergabung 24 kelompok etnis.
Kemudian, di dalam kelompok PMP selalu digaungkan nilai-nilai kebersamaan agar tercipta soliditas sosial.
MABM Kalbar lalu menjalankan fungsi-fungsi politik melalui PMP, yakni berusaha mengeliminasi narasi-narasi kekerasan yang bisa menyebabkan keterbelahan sosial.
"Terlebih lagi, tahun depan bangsa dan negara kita akan menyelenggarakan pemilu serentak,” ucap Chairil.
“Pelaksanaan Pilpres 2024 suka atau tidak suka masih memperlihatkan residu konflik Pemilu 2019," imbuhnya.
Menurut Chairil, pencermatan terhadap kondisi bangsa penting dilakukan terkait dengan Pemilu 2024.
"Kondisi tersebut harus kita cermati dan tangani hati-hati agar tidak berkembang menjadi konflik yang memecah belah anak bangsa," terangnya.
Sebagai informasi. MABM Kalbar melakukan Musyawarah Besar (Mubes) VI di Pontianak pada 2-4 Juni 2023.
Muber tersebut untuk menyusun program terbaru sekaligus menentukan ketua umum untuk 5 tahun ke depan. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News