GenPI.co Kalbar - Puskesmas Tanjung Hulu, Kecamatan Pontianak Timur menjadi percontohan dalam penanganan stunting.
Lewat gerakan pemberian makanan bergizi oleh kader posyandu kepada anak-anak terindikasi stunting selama 90 hari, menjadi sebuah inovasi yang dilakukan Puskesmas Tanjung Hulu.
Berawal dari gerakan pembagian telur oleh Puskesmas Tanjung Hulu, di Kecamatan Pontianak Timur sejak 2 tahun lalu, kini mereka kembali melakukan terobosan dengan memberikan menu makanan bergizi bervariasi pada anak terpapar stunting setiap hari.
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono berharap gerakan tersebut bisa lebih besar dengan menyentuh di seluruh kelurahan.
Inovasi yang dilakukan Puskesmas Tanjung Hulu diharapankan bisa ditiru puskesmas-puskesmas dan posyandu lainnya.
"Kalau gerakan ini dilakukan secara masif, saya yakin angka stunting di Kota Pontianak bisa turun secara drastis," ujar Edi, Rabu (31/5).
Alokasi anggaran bersumber dari hasil kegiatan Ngamen Amal Peduli Stunting yang dilakukan belum lama ini oleh para musisi. Hasilnya didapat Rp 4,5 juta.
Dari angka tersebut, sudah dihitung dan bisa menangani 8 anak terpapar stunting.
Penangananya diberikan makanan bergizi setiap hari selama 90 hari.
Edi berharap, dengan pemberian makanan bergizi setiap hari oleh para kader posyandu di Puskesmas Tanjung Hulu, akan terdapat perbaikan gizi.
"Dengan begitu harapannya para anak ini bisa terbebas dari stunting," ucap Edi.
Dia berkeinginan gerakan pemberian makanan selama 3 bulan ini skalanya diperluas.
Setiap puskesmas di tiap kelurahan bisa melakukan hal yang sama. Kuncinya, yakni pergerakan para kader posyandu.
"Jika kader-kader posyandu mau bergerak memberi makanan bergizi setiap hari pada penderita stunting selama tiga bulan, saya optimis angka stunting yang kini berada di 19,7 persen bisa turun di 10 persen," terang Edi.
Soal anggaran penanganan stunting, dia menyebut banyak masyarakat mau terlibat. Misalnya, gerakan dari bawah yang dilakukan oleh para musisi ini. Suara dari akar.
Jika gerakan kecil itu kembali dilakukan dengan skala lebih besar, pastinya akan banyak anggaran yang didapat buat penanganan stunting.
Artinya, masyarakat mau terlibat dalam misi kemanusian ini. Jika metodenya sudah tepat. Semuanya bisa satu visi dan misi menurunkan stunting.
Edi juga optimis dengan gerakan berkelanjutan dan terpantau ini dapat menurunkan angka stunting di Kota Pontianak.
Bukan tidak mungkin, gerakan yang dilakukan oleh Puskesmas Tanjung Hulu itu juga bisa menjadi percontohan. Baik di tingkat kabupaten/kota dan Provinsi.
Bukan tidak mungkin juga jika gerakan terobosan ini dicontoh di skala nasional. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News