GenPI.co Kalbar - Koordinasi dengan kabupaten dan kota terus dilakukan Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Provinsi Kalbar sebagai langkah mitigasi untuk mengurangi risiko, adaptasi, dan antisipasi dampak iklim El Nino terhadap sektor pertanian.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Dinas TPH Kalbar Florentinus Anum di Kota Pontianak, Selasa (23/5).
"Dalam sektor pertanian, El Nino dapat menjadi tantangan besar karena dapat mengganggu pola cuaca yang berdampak pada produksi pertanian dan kesejahteraan petani,” tuturnya.
Oleh sebab itu, kata dia, pemantauan dan pemahaman yang baik tentang El Nino sangat penting agar dapat mengambil langkah-langkah pencegahan dan penyesuaian yang tepat untuk mengurangi dampaknya.
Menurut Anum, puncak El Nino di Kalbar diperkirakan terjadi pada Juli dan Agustus 2023.
Pihaknya membentuk tim koordinasi lintas sektoral tingkat kabupaten/kota untuk memitigasi dampak iklim tersebut.
Nantinya, tim bakal memantau, menginvestigasi daerah rawan bencana secara intensif, pengamanan produksi pertanian, dan meminimalisasi dampak sosial akibat El Nino pada sektor pertanian.
"Kemudian, melalui dinas teknis melakukan pengawalan pertanaman khususnya padi secara ketat untuk mengantisipasi kehilangan produksi,” ucap Anum.
Caranya, dengan mengoptimalkan peran petugas lapangan, koordinasi dan konsolidasi secara terpadu, menyiapkan strategi antisipasi, mitigasi dan teknologi adaptasi terhadap perubahan iklim serta penguatan sistem peringatan dini.
Anum menyebut, hal terpenting, yakni dilakukan pembinaan dan pengawalan terhadap petani, mengarahkan sumber daya penyuluh pertanian, camat, kepala desa/lurah dan perangkatnya, tokoh adat, tokoh agama serta kelompok tani.
Tujuannya, melakukan pembinaan dan pengawasan pada wilayah-wilayah yang berpotensi titik api serta menjaga agar tidak terjadi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News