Seminar Naik Dango, Masyarakat Dayak Diminta Bantu Pemerintah

06 Mei 2022 21:35

GenPI.co Kalbar - Anggota Komisi II DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Cornelis menyatakan agama Katolik tidak bertentangan dengan adat.

Hal itu disampaikannya saat menjadi narasumber Naik Dango XIII dan Misa Perdana Imam Baru, Paroki Santo Petrus dan Paulus Menjalin, Kabupaten Landak, Kamis (5/5).

Menurutnya, dalam adat Dayak juga terdapat perintah untuk menghormati orang tua, sama seperti salah satu 10 perintah Allah dalam kitab suci.

BACA JUGA:  Tokoh Dayak Kalbar Berkumpul Bahas Dua Isu Strategis Nasional

"Banyak orang mengatakan bahwa gereja dengan adat itu bertentangan, tetapi kenyataanya tidak ada,” ucapnya.

Hukum adat adalah norma-norma yang berlaku di masyarakat, adat istiadat. Jika dilanggar, menjadi hukum adat.

BACA JUGA:  Cornelis Minta Pengurus Partai Tak Ragu Maju pada Pemilu 2024

Cornelis mencontohkan bahwa manusia dilarang untuk membunuh. Begitu juga gereja, dilarang untuk membunuh.

“Di dalam hukum negara juga dilarang, yang berbunyi barang siapa yang menghilangkan nyawa orang lain, baik sengaja maupun tidak disengaja dapat dipenjara atau dihukum," paparnya.

BACA JUGA:  Cornelis Ingatkan Bupati Bengkayang Waspada Kelola Dana Kabupaten

Dia meminta pengurus adat atau timanggong harus berperan aktif dalam membangun masyarakat adat Dayak untuk membantu pemerintah.

“Supaya nanti tidak menyalahkan orang lain. Jadi, sama-sama berjuang, seperti yang telah dilakukan bersama pemerintah saat ini,” tuturnya.

Perjuangan yang dimaksud, yaitu memutus mata rantai covid-19 dan pencegahan stunting.

"Saat ini sudah dimudahkan dengan adanya internet. Hampir semua orang telah memiliki HP android, tinggal dari diri kita sendiri lagi mau belajar atau tidak,” kata Cornelis.

Dia menilai, tema seminar yakni 100% Katolik, 100% beradat dan 100% Indonesia, artinya keseimbangan antara agama, adat istiadat, dan negara memang ada.

Oleh sebab itu, dia menyarankan agar Gereja Katolik mengadakan pembaharuan iman, misalnya dengan diskusi soal berbagai hal yang biasanya diperdebatkan.

Agama, kata dia, mengubah pemikiran-pemikiran negatif menjadi positif.

Seperti Naik Dango yang tidak bertentangan dengan hukum gereja, sebab Naik Dango adalah ucapan syukur kepada Tuhan atas hasil panen yang berlimpah.

"Jangan menjadi manusia yang tidak mau berbuat apa-apa. Kita harus bisa memanfaatkan tanah atau lahan, minimal memenuhi kebutuha pangan kita sendiri,” tandasnya. (rls)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR