Dokter Rubini Diusulkan Menjadi Pahlawan Nasional

04 Mei 2022 03:35

GenPI.co Kalbar - Pemprov Kalbar bersama Kongres Wanita Indonesia (Kowani) mengusulkan dr. Raden Rubini Natawisastra sebagai pahlawan nasional.

Asisten I Sekda Prov Kalbar Linda Purnama mengungkapkan pengusulan tersebut sebagai wujud penghargaan Pemprov Kalbar atas jasa dan pengorbanan para pahlawan.

“Seminar Nasional ini merupakan salah satu syarat pengajuan almarhum dr. Raden Rubini Natawisastra untuk diusulkan sebagai calon Pahlawan Nasional,” tutur Linda, Rabu (27/4).

BACA JUGA:  Bantu Pengendara, Satlantas Timbun Jalan Provinsi yang Berlubang

Sebelumnya, sudah dibahas oleh Tim TP2GD Prov Kalbar dan telah mendapatkan rekomendasi Gubernur Kalbar dengan Nomor: 460/0957/DINSOS-B pada 30 Maret 2022.

Menurut Linda, kegiatan tersebut diharapkan menjadi momentum untuk meningkatkan rasa kecintaan terhadap tanah air, kepedulian, dan kebersamaan.

BACA JUGA:  Jauh dari Keluarga, Satgas Pamtas Lebaran di Perbatasan Negara

Terutama dalam mengatasi masalah yang melanda bangsa Indonesia, berdasarkan semangat dan nilai luhur perjuangan para pahlawan atau pejuang.

“Saya yakin, apabila seluruh elemen bangsa memiliki kesadaran untuk mengamalkan semangat nilai kepahlawanan, rasa cinta tanah air dengan sendirinya akan meningkat,” terangnya.

BACA JUGA:  Kubu Raya Kepong Bakol Percepat Layanan Lewat Smart Governance

Sementara itu, Ketua Umum Kowani Giwo Rubianto menuturkan bahwa sosok Raden Rubini Natawisastra merupakan seorang dokter yang berasal dari tanah sunda.

Dia menetap di Kalimantan Barat selama 17 tahun.

Selain dokter, Rubini juga merupakan pemimpin partai politik pada masanya dan memberikan perjuangannya demi cita-cita kemerdekaan Indonesia melawan penjajah di Kalbar.

“Rubini juga membentuk gerakan bawah tanah dengan melihat para pasiennya yang sebagian besar perempuan dan anak yang menjadi korban kekerasan seksual oleh penjajah,” papar Giwo.

Kegigihannya melawan penjajah telah mengorbankan jiwa dan raga, sehingga dr. Rubini dan istrinya yang sedang hamil beserta rakyat Kalbar lainnya, wafat di tangan penjajah.

“Peristiwa itu dikenal sebagai Tragedi Mandor,” tandas Giwo. (kalbarprov)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR