Budaya Suku Dayak Taman Kapuas Buat Mahasiswi Asal Australia Jatuh Hati

31 Januari 2023 20:00

GenPI.co Kalbar - Kearifan lokal dan kehidupan adat istiadat serta budaya masyarakat Suku Dayak Taman Kapuas, di Kabupaten Kapuas Hulu, membuat mahasiswi asal Australia, Mia Dunphy jatuh hati.

Hal tersebut disampaikan oleh Mia Dunphy, di Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan, Senin (30/1).

"Masyarakat Suku Dayak Taman Kapuas sangat ramah, masih memegang teguh kearifan lokal baik adat maupun budaya, saya jatuh hati," tuturnya.

BACA JUGA:  Pesona Madura Kalimantan Barat Pererat Khazanah Budaya

Sebagai informasi, Mia telah melakukan penelitian studi S3 PhD dari University of Melbourne di Australia tentang perdagangan dan panen sarang burung walet di gua alami dan rumah walet di Kapuas Hulu.

Penelitian mahasiswi kelahiran Dorroughby, New South Wales, Australia itu khususnya dilaksanakan di Desa Sayut selama kurun waktu 6 bulan.

BACA JUGA:  Pentas Seni dan Budaya Bakal Meriahkan Perayaan Imlek di Singkawang

"Desa Sayut saya pilih karena orang-orangnya memiliki sejarah, yaitu masih bekerja di gua alami sampai sekarang," ungkap Mia.

Sejak pertama tiba di Desa Sayut, kata dia, dirinya telah disambut hangat dengan penuh rasa kekeluargaan oleh masyarakat Suku Dayak Taman Kapuas.

BACA JUGA:  Jelang Festival Danau Sentarum, Suku Dayak dan Melayu Gelar Ritual Tolak Bala

Bahkan, hampir setiap hari warga di Desa Sayut mengundangnya untuk datang ke rumah.

Setiap hari pula dirinya bermain bersama anak-anak di desa tersebut.

"Semua orang di Sayut adalah keluarga saya. Nah, disinilah saya sangat jatuh hati, mereka menganggap saya keluarga,” ungkap Mia.

”Bahkan, saya mendapatkan nama dalam status sosial tertinggi (Samagat), masyarakat memberi saya nama ‘Kasien’,” imbuhnya.

Mahasiswi S3 University of Melbourne Australia itu mengatakan bahwa jika dirinya tidak akan pernah melupakan kebaikan orang Dayak Taman Kapuas di Desa Sayut selama penelitian.

Dia juga berjanji bakal datang kembali dan jika menikah, dia ingin memakai adat perkawinan Suku Dayak Taman Kapuas.

"Rasanya saya tidak mau pulang dari di sini (Desa Sayut) karena saya punya banyak kenangan yang tidak terlupakan, beragam aktivitas saya lakukan bersama mereka, mulai dari berkebun, berladang, kegiatan sosial,” ucap Mia.

Selain itu, Mia juga mengikuti acara adat seperti upacara adat kematian, upacara adat perkawinan.

“Mereka sangat antusias ketika saya hadir dan selalu membantu saya terutama dalam penelitian yang saya lakukan," tandas Mia Dunphy. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR