GenPI.co Kalbar - Harga pupuk di pasaran yang cukup tinggi menimbulkan banyak keluhan dari petani.
Oleh sebab itu, Bupati Landak Karolin Margret Natasa meminta pemerintah pusat untuk mengendalikan harga pupuk di pasaran.
"Sudah beberapa bulan ini, petani holtikultura dan sawit bertanya kepada saya mengenai tingginya harga pupuk,” tuturnya di Ngabang, Kamis (28/4).
Menurutnya, kenaikan harga pupuk ini terjadi secara merata, baik pupuk produksi BUMN maupun swasta.
Sementara harga pupuk di Kabupaten Landak cukup bervariasi dan cukup tinggi.
Misalnya, harga pupuk NPK untuk tanaman sawit di tingkat pengecer telah mencapai Rp 12.500 per kilogram.
Per sak telah mencapai Rp 625 ribu, padahal sebelumnya hanya Rp 280 ribu per sak. Begitu juga dengan herbisida dan obat-obatan lainnya.
“Padahal secara ekonomi, jika harga pupuk dan herbisida tidak terkendali, biaya produksi dipastikan semakin tak terkendali juga, sehingga para petani sawit bangkrut," ungkap Karolin.
Dia juga menjelaskan, pada bidang pertanian padi dan tanaman hortikultura serta perkebunan kopi, lada dan lainnya, harga pupuk nonsubsidi juga tinggi.
Kelangkaan pupuk subsidi mengakibatkan petani kesulitan bercocok tanam.
"Jika ini terus berlanjut, akan banyak petani yang tidak bisa mendapatkan hasil panen yang baik,” kata Karolin.
Tentunya, hal tersebut akan menganggu ketahanan pangan di daerah dan nasional.
Karolin berharap, pemerintah pusat bisa segera mengambil langkah bijak terkait regulasi minyak sawit.
Tujuannya, agar tidak merugikan petani dan dapat menjamin stabilitas harga kebutuhan pokok. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News