GenPI.co Kalbar - Provinsi Kalbar dinilai sangat potensial mengembangkan Sistem Integrasi Sawit Sapi (Siska) karena memiliki luas kebun sawit terbesar kedua di Indonesia.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Dewan Penasehat Rencana Aksi Nasional Kebun Sawit Berkelanjutan (RAN-KSB) Rusman Heriawan di Kota Pontianak, Selasa (13/12).
"Sebenarnya, Siska ini sudah lama dikembangkan. Namun dalam dua tahun terakhir ini mulai digencarkan kembali,” tuturnya.
Provinsi Kalbar juga disebut sangat potensial untuk pengembangan Siska karena luas kebun sawit yang mencapai 2 juta hektare.
Siska, kata dia, bisa memiliki peran strategis untuk memperbanyak populasi sapi dan secara otomatis juga untuk menambah produksi daging sapi.
Dia menyebutkan bahwa tren produksi sapi di Indonesia stagnan pada 2019 hanya 16 jutaan ekor.
Kemudian dari 2020- 2021, ada sekitar 17 jutaan ekor.
Menurutnya, produksi sapi hanya 500 ribuan ton dan impor hanya sekitar 144 ribuan ton.
Di sisi lain, Siska berdampak positif baik bagi pekebun swadaya dan perusahaan.
Dengan adanya sapi terutama dari kotorannya, akan menjadi sumber pupuk organik.
"Siska bisa menjadi cara untuk menghadirkan ketahanan pangan terutama dari daging dan juga sebagai upaya menghadirkan pupuk organik,” terang Rusman.
“Persoalan pupuk saat ini menjadi perhatian karena mahal," tandasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News