Fakultas Kedokteran Untan Didorong Bangun Jurusan Dokter Spesialis

11 Desember 2022 15:00

GenPI.co Kalbar - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalbar bersinergi dengan Pemprov Kalbar mendorong Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak untuk membangun jurusan Program Spesialis 2 Ilmu Penyakit Dalam (SP2) di Fakultas Kedokteran (FK).

Hal itu diungkapkan oleh Ketua IDI Kalbar dr. Rifka saat mengikuti kegiatan pelantikan pengurus IDI Kalbar di Pontianak, Sabtu (10/12).

"Kami sudah ada tenaganya untuk SP2 ini dan sudah siap untuk pembelajaran pada SP2 di Untan,” tuturnya.

BACA JUGA:  RSUD Soedarso Jadi Pusat Pendidikan Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Jadi, dari Universitas Indonesia (UI) akan mengirim calon dokter spesialis untuk tenaga SP2 nantinya.

Ketua IDI Kalbar yang baru saja dilantik untuk yang kedua kalinya itu menuturkan, IDI akan selalu siap bersinergi dengan Pemprov Kalbar terkait program kerja apa saja yang ada.

BACA JUGA:  Akhirnya, Kapuas Hulu Datangkan Dokter Spesialis Anestesi

"Kami siap untuk bersinergi dengan Pemprov Kalbar, misalnya dalam menurunkan angka kematian ibu atau kematian bayi, stunting, TBC, dan lain sebagainya,” terang Rifka.

Menurutnya, dalam organisasi profesi tersebut, pihaknyay ikut berperan dalam peningkatan berbagai program.

BACA JUGA:  IDI Kayong Utara Diminta Berikan Pelayanan Terbaik bagi Masyarakat

Dia juga menyampaikan bahwa terjadi penumpukan dokter di Pontianak.

Oleh sebab itu, penyebaran jumlah 2.171 dokter di Kalbar ke daerah-daerah tidak merata.

"Penumpukan itu paling banyak di Pontianak, ada 700-an dari dua ribuan, sedangkan di daerah lain itu paling ada 100-an, paling kecil ada 88 dokter saja,” ungkap Rifka.

Solusinya, kata dia, IDI akan mendorong alumni Untan ke daerah-daerah untuk mengisi kekosongan di daerah tersebut.

Rifka menjelaskan, minimal ada 4 dasar di rumah sakit, yakni penyakit dalam, kandungan dan bedah serta harus ada anestesi, radiologi, dan patologi klinik.

Sementara itu di Kabupaten Kapuas Hulu, masih sangat kekurangan dokter spesialis bagian anestesi.

"Nah, di Kapuas Hulu itu tidak ada dokter spesialis anestesi, sehingga kalau mau operasi jadi susah, tidak ada pendampingan,” papar Rifka.

“Ini perlunya penyebaran untuk dokter spesialis terutama anestesi," tandasnya. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR