GenPI.co Kalbar - Penanganan satu pintu dan regulasi yang jelas dari pemerintah sangat diharapkan untuk kelancaran aktivitas ekspor dan impor di perbatasan Kalimantan Barat alias Kalbar.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Kalbar Santyoso Tio di Kota Pontianak, Rabu (30/11).
"Dengan adanya kegiatan BIMP-EAGA yang dilaksanakan di Kalbar, kami berharap akan membuka peluang kerja sama antarnegara yang semakin luas,” tuturnya.
Dengan begitu, proses ekspor dan impor di perbatasan bisa berjalan lebih baik.
Oleh sebab itu, Tio menilai diperlukan regulasi yang jelas dari pemerintah.
Menurutnya, dalam menjalankan usaha, setiap pengusaha menginginkan kepastian hokum dan kepastian prosedur agar setiap proses perdagangan yang dilakukan bisa lebih lancar.
"Untuk itu, kami mengharapkan ada tim atau penanganan satu pintu di perbatasan yang mengurus perdagangan ini, sehingga setiap pedagang yang akan mengekspor bisa mendapatkan informasi regulasi dan tarif yang jelas,” ujar Santyoso Tio.
Dia menyebut, jangan sampai ada pedagang yang akan mengekspor barang menjadi bingung karena ada regulasi yang tidak diketahui.
Belum lama ini, kata dia, ada eksportir yang akan mengekspor kambing ke Malaysia, namun kambing itu tertahan di perbatasan karena yang bersangkutan tidak mengetahui adanya prosedur karantina.
Hal itulah yang kemudian menyebabkan banyak hewan ternak mati sebelum dikirim.
"Ini tentu tidak diinginkan, sehingga jika ada penanganan satu pintu di perbatasan, maka berbagai informasi bisa didapat dengan mudah di sana," terang Santyoso Tio.
Ekspor Kalbar saat sudah meningkat, khususnya untuk buah-buahan.
Sebenarnya, kata dia, potensi yang sebenarnya lebih besar, sehingga diperlukan adanya sistem yang jelas untuk ekspor dan impor di wilayah perbatasan. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News