GenPI.co Kalbar - Kalimantan Barat (Kalbar) dinilai sangat strategis dalam perhelatan Presidensi G20 Indonesia.
Pasalnya, Kalbar merupakan produsen energi hijau dari minyak kelapa sawit.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalbar Purwati Munawir, di Pontianak, Selasa (15/11).
Menurut Purwati, ada 3 isu utama yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia.
“Pertama, arsitektur kesehatan global. Kedua, transisi menuju ekonomi dan energi hijau. Ketiga, digitalisasi atau transformasi digital,” tuturnya.
Terkait isu energi hijau, kata dia, Kalbar strategis sebagai penghasil CPO yang menjadi sumber energi hijau.
Dia menyebut, dalam G20 Indonesia mengajukan pemanfaatan energi terbarukan atau optimalisasi energi hijau menjadi salah satu tema prioritas.
Hal itu mengingat saat ini G20 menyumbang sekitar 75 persen permintaan energi global.
Di sisi lain, G20 sedang berupaya memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan dan transisi yang berkeadilan.
“Kalbar sebagai salah satu daerah yang dilintasi garis khatulistiwa, mempunyai potensi untuk pemanfaatan energi terbarukan,” papar Purwati.
Selain itu, Kalbar merupakan daerah penghasil energi nabati berskala besar dari bahan baku kelapa sawit.
Saat ini, energi hijau dinilai sangat menarik dan harus menjadi komitmen bersama.
Apalagi, pemanfaatan energi terbarukan menjadi strategi pemerintah dalam mengantisipasi kelangkaan fosil energi di masa yang akan datang.
Oleh sebab itu, Purwati menilai kebijakan pemerintah ini sebagai bentuk antisipasi mengamankan serapan pasar global bagi komoditas sawit.
“Kita sebagai pelaku usaha pada komoditi ini tentu menyambut baik kebijakan pemerintah dengan B30 menuju B40, sebagaimana dibahas juga pada pertemuan tahunan dalam forum IPOC 2022, Konferensi Kelapa Sawit Indonesia ke-18,” ujarnya.
“Untuk prospek harga sawit 2023, kami optimis masih tetap pada kondisi baik," tandas Purwati Munawir. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News