Komitmen Hadirkan Sawit Berkelanjutan di Kalbar Terus Diperkuat

09 November 2022 02:35

GenPI.co Kalbar - Komitmen untuk mewujudkan pengelolaan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan melalui pemahaman tentang Areal Bernilai Konservasi Tinggi (ABKT) terus diperkuat.

Salah satunya lewat kerja sama Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalbar dengan GIZ SASCI+ dan Tropenbos Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Kadisbunnak Kalbar M. Munsif di Pontianak, Selasa (8/11).

BACA JUGA:  Munsif Sebut Realisasi Peremajaan Sawit di Kalbar Capai 16.512 Hektare

"Langkah konkretnya untuk penguatan ini, kami hadirkan lokalatih dan sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman,” tuturnya.

“Serta pengetahuan tentang konsep ABKT dan pengelolaannya di areal perkebunan sawit sebagai salah satu instrumen pengawasan penerapan pengelolaan sawit berkelanjutan," imbuh Munsif.

BACA JUGA:  Informasi Harga Sawit Bisa Diketahui Masyarakat Lewat SIDIKHTBS

Menurutnya, pendekatan Nilai Konservasi Tinggi (NKT) menjadi alat dan kerangka kerja untuk melindungi nilai lingkungan dan sosial yang penting di kawasan hutan.

Pendekatan tersebut meluas ke komoditas dan ekosistem lain.

BACA JUGA:  Berangsur Naik, Harga TBS Sawit Tertinggi Capai Rp 2.316 per Kg

Oleh sebab itu, selama 1 dekade terakhir, pemeliharaan NKT menjadi komponen pokok di dalam produksi dan pemanfaatan sumber daya yang bertanggung jawab.

"Pendekatan NKT didasarkan pada enam nilai yaitu NKT 1, 2, dan 3 mewakili nilai lingkungan yang signifikan di skala rujukan nasional atau global,” terang Munsif.

Dia melanjutkan, NKT 4 mewakili layanan yang diberikan ekosistem.

Sementara 5 dan 6 adalah nilai sosial yang diidentifikasi melalui keterlibatan dan konsultasi dengan masyarakat lokal.

Munsif menyampaikan, isu-isu penting yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan NKT di areal perkebunan sawit mencakup pengelolaan hutan-hutan sekunder yang masih menjadi habitat flora dan fauna yang terancam kepunahan.

Selain itu, pengelolaan DAS terkait dengan penyediaan sumber daya air, pengendalian banjir. dan erosi dan kebutuhan masyarakat terutama pangan dan material alam yang perlu diakomodasi.

"Kemudian juga adanya artefak yang perlu dilestarikan. Isu-isu penting inilah yang perlu dijadikan prioritas dalam melakukan pengelolaan NKT di kawasan APL (perkebunan sawit),” tandas Munsif. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR