Edi Kamtono Sebut Nadiem Makarim Visioner Gagas Kurikulum Merdeka

25 Oktober 2022 00:00

GenPI.co Kalbar - Kunjungan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim di Kota Pontianak dinilai membawa titik terang bagi kemajuan dunia pendidikan, terutama terkait Kurikulum Merdeka.

Hal itu diungkapkan oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono seusai mendampingi Mendikbudristek pada pertemuan dengan kepala sekolah dari sekolah penggerak di SDN 28 Pontianak Utara, Senin (24/10).

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

BACA JUGA:  Kapuas Hulu Siap Terapkan Kurikulum Merdeka Sekolah Penggerak

Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar, sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

"Selama ini, ada pemikiran bahwa ganti menteri, ganti kurikulum. Ternyata Kurikulum Merdeka yang digagas Menteri Pendidikan tujuannya visioner yang manfaatnya sangat besar bagi dunia pendidikan," ujar Edi.

BACA JUGA:  Pontianak Terapkan Kurikulum Merdeka, Belajar Asah Minat Bakat

Pihaknya akan terus memonitor pelaksanaannya disesuaikan dengan kondisi kearifan lokal di daerah dalam penerapan Kurikulum Merdeka.

Edi Rusdi Kamtono berharap, Kurikulum Merdeka memberikan dampak positif bagi kemajuan pendidikan di Kota Pontianak.

BACA JUGA:  35 Persen Sekolah di Kubu Raya Sudah Terapkan Kurikulum Merdeka

"Tadi kami mendapatkan penjelasan yang sangat gamblang dari Menteri tentang Kurikulum Merdeka, sekolah, dan guru penggerak serta hal-hal berkaitan dengan sektor pendidikan," ungkapnya.

Mendikbudristek Nadiem Makarim menjelaskan, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum yang dinilainya lebih penting bagi daerah-daerah terpencil, terluar, tertinggal dan di daerah-daerah perbatasan.

Kurikulum Merdeka memberikan kewenangan kepada guru-guru untuk mundur sesuai dengan kompetensi dari murid di sekolah tersebut.

Bahkan, guru bisa mengakselerasi jika anak didiknya sudah siap untuk maju.

"Sekarang bayangkan, masuk akal nggak sih di kota besar atau kepulauan terkecil, semua anak kelas enam SD harus menguasai hal yang sama, ini tidak masuk akal. Makanya banyak sekali anak-anak yang ketinggalan," kata Nadiem.

Kurikulum Merdeka lebih penting diterapkan di daerah perbatasan dan di luar kota besar karena jumlah materi atau muatan kepadatan materi itu dikurangi 30-40 persen, sehingga bisa fokus pada pendalaman.

Dia menyebut, orang tua tentu pernah komplain karena anak-anaknya dijejali dengan materi pelajaran yang banyak.

"Nah, itu alasannya karena berbagai materi itu dititipkan dalam kurikulum kita. Makanya kita rampingkan, kita sederhanakan agar lebih ramping dan lebih mendalam," terang Nadiem Makarim.

Tak kalah penting, kata dia, ada berbagai macam project best learning.

Guru bisa bereksperimen dengan kearifan lokal, budaya lokal, dan tema-tema project belajar di lapangan, bukan hanya di dalam kelas. (rls)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR