Upaya Turunkan Stunting, Pontianak Lakukan Intervensi Spesifik

19 Oktober 2022 13:45

GenPI.co Kalbar - Pemkot Pontianak melakukan berbagai upaya untuk percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak.

Upaya itu antara lain mulai dari sisi regulasi dengan ditetapkannya Peraturan Wali Kota (Perwa) Nomor 18 Tahun 2022 tentang percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kota Pontianak.

Selain itu juga tersusun rencana aksi daerah percepatan penurunan stunting, pembentukan tim percepatan penurunan stunting dari tingkat kota hingga kelurahan, sampai pada pembuatan sistem manajemen data stunting dalam bentuk digital.

BACA JUGA:  Sis Sebut Kader Posyandu Berperan Penting Turunkan Stunting

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menilai, persoalan stunting pada balita mengindikasikan bahwa terjadinya masalah dalam manajemen penyelenggaraan pelayanan dasar.

Pelayanan untuk mencegah dan menurunkan prevalensi stunting belum maksimal.

BACA JUGA:  Bahasan Harap Sinergitas Pemerintah Pusat Kendalikan Stunting Daerah

Oleh sebab itu, perlu dilakukannya inovasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak.

Salah satu inovasi yang dikembangkan di Kota Pontianak adalah intervensi spesifik.

BACA JUGA:  Cegah Stunting, Pemkab Kubu Raya Salurkan 1.500 Paket Ikan di Teluk Pakedai

"Intervensi spesifik yang dilaksanakan, mulai dari pelayanan kesehatan terpadu untuk calon pengantin, pelayanan kesehatan remaja putri untuk mencegah anemia sejak dini,” tutur Edi, di Hotel Mercure Pontianak, Rabu (19/10).

Ada juga pendampingan ibu hamil, kelas pemberian makan bayi dan anak, hingga gerakan memasyarakatkan gemar makan ikan untuk meningkatkan konsumsi protein hewani pada balita.

Selain intervensi spesifik, intervensi sensitif juga menjadi bagian dari upaya percepatan penurunan stunting di Kota Pontianak.

Intervensi sensitif yang dilakukan antara lain penanganan daerah rawan pangan, berupa pemberian bahan pangan pokok bagi keluarga yang memiliki balita dengan masalah gizi.

Perbaikan sarana sanitasi dan rumah tak layak huni juga menjadi bagian penting dalam intervensi sensitif menurunkan angka stunting.

Termasuk sambungan air bersih gratis bagi masyarakat berpenghasilan rendah dan kampung keluarga berkualitas dengan dapur sehat atasi stunting.

"Keberhasilan pencegahan stunting hanya dapat dilakukan dengan kerja keras, inovasi dan dukungan dari semua pihak," ungkap Edi.

Dukungan berbagai pihak dibutuhkan untuk program-program dengan sasaran 1.000 hari pertama kehidupan dengan keterlibatan pentahelix pemangku kepentingan.

Masalah stunting balita harus segera ditangani demi mewujudkan visi sumber daya manusia yang sehat, cerdas dan berbudaya.

Edi menyebut, mengacu pada arahan Presiden RI yang dituangkan pada RPJMN 2020-2024 bahwa stunting pada balita harus diturunkan sampai dengan angka 14 persen pada 2024.

"RPJMD Pemkot Pontianak menargetkan penurunan prevalensi stunting balita menjadi 14 persen pada tahun 2024," tandas Edi Rusdi Kamtono. (rls)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR