GenPI.co Kalbar - Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Kalbar perlu ditindaklanjuti dengan berbagai upaya.
Hal itu disampaikan oleh Akademisi Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak yang juga merupakan pendiri Himpunan Masyarakat Nuklir Indonesia (HIMNI) Dr. Netty Herawati.
Menurutnya, sejauh ini rencana PLTN di Kalbar masih belum ada perkembangan lanjutan yang signifikan.
Hal itu dikarenakan adanya perubahan kebijakan seperti BATAN dilebur ke BRIN.
“Jadi, mungkin masih banyak yang mesti terlebih dahulu dikoordinasi soal rencana PLTN di Kalbar. Dalam hal riset saat ini, saya masih lanjut dengan BRIN," tuturnya, di Pontianak, Kamis (13/10).
Oleh sebab itu, dia berharap semua upaya dan energi yang selama ini dikeluarkan bisa berkesinambungan.
Apalagi, kata dia, studi kelayakan sudah dilakukan dan sebagian besar hasilnya sudah ada.
"Kemudian komunikasi dan kerja sama dengan calon negara vendor seperti Jepang juga sudah sangat intens dilakukan, terutama dalam hal berbagi pengetahuan,” terang Netty.
Hal itu ditandai dengan sudah beberapa kali bergabung dan dilakukan seminar internasional terkait PLTN.
Sebagai peneliti, dia menilai, selama ini sudah melalukan beberapa riset yang mendukung rencana pembangunan PLTN.
Misalnya, riset tentang persepsi masyarakat tentang nuklir dan pemetaan pemangku kepentingan.
"Termasuk juga soal strategi komunikasi untuk mendukung rencana pembangunan PLTN Kalbar,” imbuh Netty Herawati.
Dirinya berencana ingin melakukan riset mengenai tempat sosial ekonomi terkait rencana Pembangunan PLTN di Kalbar.
Sebelumnya, Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi telah memetakan 8 lokasi di Kalbar yang cocok untuk pembangunan yang cocok.
“Dari 6-8 calon tapak di Kalbar, yang paling memenuhi syarat adalah tapak di Kabupaten Bengkayang,” papar Netty Herawati.
“Hal itu karena mempunyai nilai paling tinggi dilihat dari aspek geografi kependudukan, keekonomian industry, dan keselamatan PLTN,” tandasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News