GenPI.co Kalbar - Program pembangunan dan penataan ruang publik gencar dilakukan di Kota Pontianak.
Bukan tanpa alasan. Pemkot memang sedang fokus menjadikan Pontianak sebagai kota layak huni.
Apalagi, bersama Semarang dipilih sebagai dua kota di Indonesia yang disurvei oleh Asian Development Bank (ADB) melalui Proyek Sanitasi Inklusif Seluruh Kota Indonesia.
"Hal ini merupakan kebanggaan bagi kami untuk bisa berperan aktif dalam isu kota layak huni,” ujar Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, Selasa (19/4).
Namun, Kota Pontianak tumbuh dengan sejumlah permasalahan.
Seperti diketahui, luasan Kota Khatulistiwa sangat terbatas. Di sisi lain, jumlah penduduk terus meningkat.
Tingginya urbanisasi pun memunculkan beragam tantangan, seperti sampah, kemacetan, dan transportasi publik yang tidak popular.
"Kami mengimplementasikan model pembangunan di kota besar dunia, dengan sentuhan sesuai kearifan lokal,” tutur Edi.
Tujuannya menjadikan Pontianak sebagai kota berkelanjutan tingkat dunia yang nyaman untuk penghuni dan pendatang.
Tak jemawa, Pemkot juga mendukung program yang diusulkan melalui pengembangan profil kelayakan huni yang cepat dan ringkas untuk ibu kota provinsi Kalbar.
Saat ini, kata Edi, sejumlah program untuk mengatasi permasalahan sanitasi sudah berjalan di Kota Pontianak.
“Namun, kami sangat terbuka terhadap bantuan dari luar untuk membantu mewujudkan Kota Pontianak yang lebih layak sebagai kota layak huni," ungkapnya.
Human Settelment Expert ADB Tiffany M Tran mengatakan terkesan dengan ruang-ruang publik di Kota Pontianak.
Menurut perempuan berlatar belakang arsitek itu, ruang-ruang publik yang dibangun memiliki ciri khas masing-masing.
"Pembangunan kota di Pontianak sangat menarik," ucapnya saat berbincang dengan Edi.
Sebagai informasi, survei ADB untuk mendukung Kota Pontianak layak huni akan berlangsung hingga Juli 2022. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News