GenPI.co Kalbar - Kabupaten Sintang punya cara unik untuk menekan laju inflasi, yakni dengan cara mengembangkan dan membudidayakan ikan baung.
Ikan baung menjadi komoditas yang paling banyak dihasilkan dari sungai di daerah Sintang.
Kepala BPS Kalbar Wahyu Yulianto mengatakan, sejauh ini, komunitas ikan baung harus menjadi perhatian dan fokus terkait pengelolaan tambak ikan sungai di Sintang.
“Ini merupakan berkah karena ternyata selama ini ikan baung banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Sintang dan sekitarnya," ujarnya, di Pontianak, Senin (19/9).
Dengan begitu, komunitas ikan baung mesti menjadi perhatian.
Selain itu dari sisi pemberdayaan, baung termasuk ikan sungai ditambak yang juga harus dikelola dengan baik.
Menurut Wahyu, pemberdayaan ikan baung harus tetap membawa pergerakan, walaupun suplainya sudah mulai berkurang.
"Ketika Sintang pertama kali merilis angka inflasinya pada 2020, ikan baung memang naik cukup tinggi dan sudah menyumbang inflasi,” terangnya.
Kini saat sudah berjalan, inflasi akibat ikan baung sudah tidak terlalu tinggi lagi.
“Tetapi budidaya ikan baung harus tetap ada untuk membawa pergerakan di Sintang," imbuh Wahyu.
Sebagai informasi, Sintang merupakan salah satu daerah dengan inflasi tertinggi dari 10 kabupaten di Kalbar.
Namun pada evaluasi terakhir, Sintang justru mengalami deflasi 0,96 persen, sementara inflasi turun dari 8 persen lebih menjadi 7 persen lebih.
Wahyu Yulianto mengungkapkan bahwa ikan baung memang menjadi salah satu penyumbang inflasi di Sintang.
“Maka dari itu, Kabupaten Sintang harus tetap membudidayakan ikan baung dengan suplai yang banyak, agar berperan dalam menekan inflasi di daerah tersebut," tandasnya. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News