Kubu Raya Resmi Uji Coba Kurikulum Mulok Gambut dan Mangrove

06 September 2022 16:05

GenPI.co Kalbar - Uji coba Kurikulum Muatan Lokal (Mulok) Gambut dan Mangrove di Kabupaten Kubu Raya resmi dimulai.

Pelaksanaan uji coba pertama digelar di SMP Negeri 12 Sungai Raya pada Senin (5/9) dan dibuka oleh Bupati Kubu Raya Muda Mahendrawan.

Menurut Muda, Kurikulum Mulok Gambut dan Mangrove menjadi suatu terobosan penting karena berkaitan dengan cara membangun persepsi jadi perspektif terbaik bagi peserta didik.

BACA JUGA:  Kubu Raya Bakal Uji Coba Kurikulum Mulok Soal Gambut-Mangrove

“Agar generasi anak-anak paham dalam memandang ini sebagai bagian dari memperkuat daya tahan lingkungan,” ujar Muda.

Seperti diketahui, isu lingkungan sudah menjadi perhatian seluruh dunia. Sementara kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kerap terjadi di lahan gambut terutama di Kalbar.

BACA JUGA:  ICRAF Indonesia Harapkan Pengelolaan Gambut Berkelanjutan

“Gambut dan mangrove ini juga adalah sumber dari oksigen. Oleh sebab itu, mari menjaga agar tidak terjadi kebakaran yang luas dan terus-menerus,” ungkap Muda Mahendrawan.

Hal itu pula yang menjadi latar belakang inisiasi Mulok Gambut dan Mangrove oleh Pemkab Kubu Raya bersama World Agroforestry (ICRAF) Indonesia sejak 2021.

BACA JUGA:  Himpun Informasi, ICRAF Inisasi Komunitas WikiGambut Kalbar

Muda menyebut, Kurikulum Mulok yang baru diluncurkan ini juga menjadi bagian konsep Merdeka Belajar.

“Ini bukan mulok biasa, tetapi mulok yang punya spesifik dan terobosan karena anak-anak sudah diajak berpikir mendunia. Mereka diajak berpikir untuk memperkuat untuk menjaga daya tahan lingkungan,” papar Muda.

Sementara itu, Andree Ekadinata selaku Ketua Paket Kerja Pengelolaan Pengetahuan ICRAF Indonesia menyampaikan, sejak 2020, Pemerintah Jerman mendanai program yang diberi nama Pahlawan Gambut.

“Di dalamnya itu kami mencoba untuk bekerja di beberapa tingkatan. Yang pertama di tingkat provinsi, kami coba bantu untuk menyusun rencana perlindungan dan pengelolaan ekosistem gambut,” katanya.

Kemudian di tingkat tapak, pihaknya juga bekerja dengan 6 desa pilot yang membangun praktik-praktik pertanian yang ramah gambut.

Selanjutnya di tingkat pendidikan, khusus di Kabupaten Kubu Raya, ICRAF bantu menyusun kurikulum muatan lokal gambut dan mangrove.

“Kemudian membuat bahan ajarnya, sekaligus nanti memproduksi buku-buku bahan bacaan dan semua perlengkapan yang dibutuhkan untuk mengajarkan topik gambut dan mangrove kepada semua sekolah,” pungkas Andree Ekadinata. (lha)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR