GenPI.co Kalbar - Sungai Kapuas membantu menghidupkan banyak rumah tangga maupun individu, khususnya di Kota Pontianak.
Terbentang di tengah pemukiman warga, kebutuhan air bersih dari Sungai Kapuas kian bertambah seiring dengan jumlah penduduk.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menilai bertambahnya populasi berarti menyumbang lebih banyak produksi sampah.
Dia khawatir, jika tidak dikendalikan, sampah yang tidak dapat terurai akan mencemari sungai dan akhirnya menimbulkan penyakit.
“Permasalahan lingkungan tidak bisa hanya diselesaikan lewat pemerintah sendiri, harus melibatkan warga dan seluruh stakeholder bahkan TNI dan Polri,” ujarnya dalam diskusi komunitas, di Pontianak, Senin (22/8).
Edi menilai, isu lingkungan memerlukan keterlibatan banyak pihak.
Menurutnya, masalah regulasi, pelaksanaan, dan penertiban harus dilakukan dengan ketat.
Dengan begitu, budaya masyarakat untuk tidak buang sampah di sungai tidak terjadi lagi.
“Namun itu sudah jadi komitmen Pemkot Pontianak sejak awal, di visi misi kami, Kota Pontianak yang berwawasan lingkungan dan bermartabat,” tutur Edi.
Edi menjelaskan kepada seluruh komunitas pemerhati lingkungan bahwa sampah plastik menjadi perhatiannya untuk segera dikurangi.
Melalui diskusi tersebut, dia mengajak semua lapisan masyarakat untuk menjadikan parit-parit dan sungai di Kota Pontianak semakin bersih.
“Tapi kalau masyarakat yang tidak memiliki budaya bersih, tentu agak menantang. Jadi perlu dibimbing, diedukasi dan diawasi,” sebutnya.
Edi juga mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan I Pontianak, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Dia menuturkan, tanpa kolaborasi serta kepedulian sesama, kebersihan sungai sulit diwujudkan.
“Terima kasih untuk BWS Kalimantan I atas inisiasi untuk menyelenggarakan diskusi ini bersama pemerintah,” tutup Edi Rusdi Kamtono. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News