Potensi Ekonomi Tinggi, Teten Pastikan Kratom Jadi Produk Ungulan

15 Agustus 2022 14:35

GenPI.co Kalbar - Komoditas kratom memiliki potensi ekonomi yang luar biasa bagi para petani dan masyarakat Indonesia.

Hal itu diungkapkan oleh Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki dalam diskusi dengan Kamar Dagang, Asosiasi Kratom Amerika, Ahli Riset, Senator dan Representatif (DPR) USA, di Jakarta, Rabu (10/8).

Menurutnya, kratom masih menjadi perdebatan dan masih banyak orang yang khawatir terhadap tumbuhan tersebut.

BACA JUGA:  Tempat Pengolahan Kratom Terbakar, 2 Ton Remahan-Tepung Ludes

“Saya berterima kasih mendapatkan input bahwa ternyata kratom aman bagi kesehatan, yang didukung dengan riset saintifik dan punya nilai ekonomi yang cukup tinggi,” tuturnya.

Di Amerika Serikat, ada 16 juta orang yang membutuhkan kratom untuk menyelesaikan masalah kesehatan.

BACA JUGA:  Tanaman Ramah Lingkungan, Kratom Tingkatkan Ekonomi Masyarakat

Fakta tersebut berpeluang dimanfaatkan oleh Indonesia untuk mengekspor kratom, sehingga para petani kecil yang membudidayakan komoditas itu bisa sejahtera.

Teten Masduki menyebut, terkait isu kratom yang akan dikategorikan dalam golongan I narkotika, akan dibicarakan dengan Kementerian Perdagangan, Kementerian Kesehatan, dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

BACA JUGA:  Tolak Larangan Kratom, Sutarmidji: Sampai Ada Penelitian Valid

Tujuannya, memastikan keberlanjutan produk kratom, sehingga pemerintah tak ragu-ragu menempatkan kratom sebagai produk unggulan Indonesia untuk ekspor.

“Saya optimis Indonesia bisa terus memproduksi kratom dan bisa terus melanjutkan perdagangan dengan Amerika Serikat,” ujar Teten.

Di Kalbar sendiri, ada 200 ribu petani yang telah memproduksi kratom untuk diekspor melalui Koperasi Produsen Anugerah Bumi Hijau (Koprabuh) dalam bentuk bubuk.

Ketua Kelompok Masyarakat Pengelola Hasil Alam Borneo (Kompar) Agus Widyanto menyampaikan, kratom punya beberapa manfaat seperti ekonomi dan kesehatan.

Para petani di Kalbar sebagai wilayah pusat pertumbuhan kratom, sangat mengandalkan tumbuhan tersebut untuk memperoleh penghasilan.

Sementara dari sisi kesehatan, kini sebagian besar produksi kratom diekspor ke AS dengan total 95 persen dari seluruh hasil produksi di Kalbar.

“Kalau memang barang ini berbahaya, secara logika maka banyak yang menjadi korban karena sekian banyaknya yang diekspor ke AS,” terang Agus Widyanto. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR