Keren, TPA Batu Layang Disulap Jadi Taman yang Digemari Warga

11 Agustus 2022 14:00

GenPI.co Kalbar - Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Batu Layang, Kota Pontianak terus berbenah dengan meluncurkan inovasi Koleksi Taman Berpindah (Komanda).

Kepala UPT TPA Batu Layang Irwan Roesdie menerangkan, inovasi yang dimulai pada 2020 itu merupakan bentuk mengubah wajah TPA yang diasosiasikan bau dan kumuh, menjadi tertata dan menarik untuk dikunjungi.

Selain itu, sebagai upaya penghijauan, edukasi dan pengurangan polusi udara.

BACA JUGA:  Sampah Membeludak, Pemkot Putar Otak Kelola Jadi Hal Berguna

Sebelumnya, sampah-sampah menggunung di atas lahan gambut seluas 26,6 hektare.

Kini, gunung sampah itu berubah menjadi bukit-bukit hijau yang sedap dipandang mata.

BACA JUGA:  Bank Sampah Induk Khatulistiwa Kurangi 30 persen Produksi Sampah

"Tahun 2020 dimulai dengan proses pengurukan. Di 2021 mulai ditanami dan sekarang, ada dua bukit utama yang sudah hijau,” tutur Irwan.

Menurutnya, di bukit tersebut juga ditanami beberapa tanaman endemik.

BACA JUGA:  Kerja Sama dengan Pegadaian, Sampah Bisa Ditukar Emas

“Salah satunya pohon belian oleh Wali Kota," ucapnya.

TPA Batu Layang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional, Kelurahan Batu Layang, Pontianak Utara itu dikepung Parit Madura di sebelah barat dan Parit Musa sebelah timur.

Dengan kondisi terbuka, TPA Batu Layang menampung 1.619.000 kubik sampah per tahun dari seluruh penjuru Kota Pontianak.

Sebelumnya, vegetasi tanaman penutup lahan hanya berupa tanaman pakis, keladi, ubi kayu, nanas, jagung, pisang, dan bermacam jenis rerumputan.

Kondisi yang masih jauh dari ideal sebagai zona penyangga. Bukit sampah itu menimbulkan aroma tak sedap yang tercium hingga ke rumah warga sekitar.

"Masalah bau ini yang menjadi fokus inovasi. Kini selain perdu, ada ribuan pohon berbagai jenis tumbuh di kawasan TPA. Bau mulai menghilang,” jelas Irwan Roesdie.

Kini, warga mau dan betah berkunjung ke TPA Batu Layang, baik untuk studi banding, penelitian maupun sekadar tukar-menukar bibit tanaman.

Menurut sang innovator, nama Komanda berfilosofi koleksi taman dari kota ke TPA. Dari semak belukar dan hutan ke TPA, dan dari TPA berpindah ke kota.

"Interaksi kolaborasi dengan pengunjung dengan prinsip saling berbagi untuk menambah koleksi taman dari berbagai jenis tanamannya," papar Irwan.

Tak hanya menyulap bukit sampah menjadi hijau, di lokasi TPA dibangun juga taman-taman tematik sesuai jenis pohon.

Mulai dari pohon kurma, tanaman obat keluarga, buah-buahan, taman bunga, pohon endemik dan unik, sayuran, hingga umbi-umbian.

"Jadi, selain jadi tempat memproses akhir sampah, orang biasa datang ke sini untuk penelitian, juga bisa menikmati hasil tanaman, bahkan minta bibit,” tandas Irwan Roesdie. (rls)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR