GenPI.co Kalbar - Nursalim Yadi Anugrah merupakan seniman muda asal Pontianak yang telah banyak menghasilkan beberapa karya musik.
Tak hanya menjadi seniman, pria kelahiran Pontianak 1991 itu juga dikenal sebagai pengajar dan peneliti.
Dia sering melakukan beberapa field recording untuk mendokumentasikan musik tradisi Kalimantan.
Prestasi Yadi di kancah nasional dan internasional ternyata dimulai saat mengenal musik pada usia 7 tahun.
Dia kemudian tekun belajar bermain gitar secara mandiri di usia 8 tahun.
Beberapa tahun terakhir, karya-karya alumni Pendidikan Seni Tari dan Musik FKIP Universitas Tanjungpura itu cukup diperhitungkan.
Nursalim Yadi Anugrah pernah mengikuti International Young Composers Meeting 2018 ke-24 yang diselenggarakan orkest de ereprijs, Gaudeamus Foundation dan Podium Gigant Apeldoorn, di Belanda.
Karya-karyanya juga pernah dimainkan oleh Ensemble Multilaterale dari Perancis (masterclass pada temu musik franko-Indonesia, 2017).
Selain itu, dimainkan juga di October Meeting Ensemble (Yogyakarta, 2016), Suaka Suara (2016-2017), West Borneo composer fest (2015), dan Europe Tour: Balaan Tumaan (2014).
Yadi juga memiliki pengalaman berkolaborasi dengan musisi luar negeri.
Dia pernah dipercaya untuk bermain bersama Fabrice Vieira, Raphael Quenehen, dan musisi dari Centre de Formation des Musicians Intervenants (CFMI), di Poitiers-Perancis.
Tak hanya itu, Yadi juga turut memenangkan Hibah Karya Seni Inovatif dari Yayasan Kelola pada 2017 atas karyanya HNNUNG.
Sebagai pengajar dan peneliti, Yadi tercatat memiliki beberapa proyek riset kolaborasi.
Di antaranya bersama Yasuhiro Morinaga (Jepang), Marle Belly (Perancis), Palmer Allan Keen (Amerika Serikat), dan Jan Felix Schulte (Jerman). (*)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News