GenPI.co Kalbar - Pandemi covid-19 telah memberikan dampak yang sangat signifikan pada sektor perkonomian di daerah, termasuk bagi keberadaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Berdasarkan data dari Kementerian Koperasi dan UKM, sebagian besar UMKM memberikan laporan penurunan penjualan mencapai 55 persen.
“22 persen melaporkan permasalahan pada aspek pembiayaan, 15 persen melaporkan masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan kesulitan bahan baku mentah,” ujar Sekda Kabupaten Sintang Yosepha Hasnah, Kamis (14/4).
Selain itu, UMKM masih menghadapi permasalahan yang rumit berkaitan dengan banyaknya regulasi pusat dan daerah yang mengatur perizinan tumpang tindih.
“Tidak operasional dan sektoral,” ucap Yosepha.
Oleh sebab itu, melalui RPJMD Sintang tahun 2021-2026, Pemkab menetapkan salah satu kunci yang menjadi prioritas pembangunan masyarakat yang sejahtera.
“Untuk mencapai masyarakat yang sejahtera, Pemda memprioritaskan pada pembangunan perekonomian daerah berbasis potensi lokal,” tuturnya.
Hal itu diwujudkan melalui sinergitas UMKM dan dunia usaha skala menengah dan besar.
Perhatian yang serius juga penting dilakukan, mengingat UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian masyarakat di Kabupaten Sintang dalam beberapa tahun terakhir.
Saat ini, pelaku UMKM Kabupaten Sintang mencapai lebih dari 5.000-an unit.
“Usaha mikro sebesar 53,92 persen, sektor usaha kecil sebesar 43,41 persen, dan sektor usaha menengah sebesar 2,67 persen,” terang Yosepha.
Dia berharap, para pelaku UMKM di Sintang dapat terus berinovasi terkait produk-produk penjualannya.
“Tumbuh kembangkan berbagai gagasan/ide usaha baru yang dapat berkontribusi sebagai pemecah persoalan sosial-ekonomi masyarakat yang ada di Kabupaten Sintang,” tandasnya. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News