Oevaang Oeray, Anak Petani Jadi Pejuang Dayak dan Gubernur Kalbar

05 Agustus 2022 16:40

GenPI.co Kalbar - Johanes Chrisostomus Oevaang Oeray atau Oevaang Oeray merupakan Gubernur Kalbar pertama dari kalangan Suku Dayak.

Pria kelahiran Kedamin, Kabupaten Kapuas Hulu, 18 Agustus 1922 itu menjabat Gubernur Kalbar pada periode 1960-1966.

Oevaang Oeray juga dikenal sebagai salah satu pendiri Partai Persatuan Dayak yang pernah mengikuti Pemilu pertama di Indonesia pada 1955 dan 1958.

BACA JUGA:  Maria Goreti, Jurnalis Dayak yang Berakhir 4 Periode di Senayan

Sosok juga menekankan soal kedaulatan setiap agama yang dijamin oleh kebebasan beragama sebagai salah satu hak yang paling mendasar.

Dia menolak kontrol atas praktik keagamaan oleh negara dalam bentuk apa pun.

BACA JUGA:  Mengenal Kynan Tegar, Sutradara Muda Dayak Iban yang Mendunia

Meski berkedudukan tinggi, ternyata Oevaang Oeray berasal dari keluarga biasa.

Ayah dan ibunya bernama Ledjo dan Hurei yang beragama Katolik.

BACA JUGA:  Cornelis, Putra Dayak Kedua Pemimpin Kalbar Setelah Oevaang Oeray

Kedua orangtuanya berasal dari suku Dayak yang bekerja sebagai penoreh karet dan petani ladang berpindah.

Oevaang Oeray sendiri merupakan anak keempat dari empat bersaudara. Saudaranya yang lain adalah Ding Oeray, Mering Oeray dan Tepo Oeray.

Awalnya, dia bekerja sebagai seorang guru. Kemudian pada 1941 para guru sekolah Katolik se-Kalbar berkumpul di Sanggau mengadakan retret (rekoleksi) tahunan.

Saat retret berlangsung, seorang murid seminari di Nyarumkop, Oevaang Oeray, menulis surat terbuka kepada para peserta rekoleksi.

Isinya, dia mengajak para guru memikirkan perbaikan nasib masyarakat Dayak yang terus dalam kondisi memprihatinkan.

Di antara pemikiran yang diajukan, antara lain agar perbaikan nasib orang Dayak dilakukan melalui perjuangan organisasi politik.

Gagasan yang dikemukakan Oevaang Oeray berbuah baik, kemudian menjadi embrio Partai Persatuan Dayak.

Pusat partai tersebut kemudain dipindahkan ke Pontianak dan diubah namanya menjadi PPD pada 1 November 1945.

PPD akhirnya menjadi suatu wadah kebangkitan Dayak pada 3 November 1945, sekitar 74 hari setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia.

Singkatnya, Oevaang Oeray menjadi orang yang dekat dengan Soekarno/Soekarnois.

Sayangnya, setelah insiden pembunuhan 6 jenderal di Jakarta, dia dituding sebagai tokoh politik yang terlibat PKI.

Padahal menurut evaluasi Kementerian Luar Negeri, Oevaang Oeray bukanlah simpatisan PKI, melainkan anggota Partindo yang sering dideskribsikan sebagai kelompok sayap kiri.

Pada masa itu, selain anggota PPD yang dihabisi oleh Soekarno, banyak pula PNS Dayak yang diberhentikan dengan tuduhan terlibat PKI.

Pada 12 Juli 1966, Mendagri Basuki Rachmat memberhentikan dengan hormat Oevaang Oeray selaku Gubernur Kepala Daerah Kalbar dan menunjuk Letkol Soemadi BcHK sebagai gubernur baru.

Diketahui, Oevaang Oeray meninggal karena sakit pada umur 63 tahun di Pontianak.

Untuk menghormati tokoh ini, di Pontianak didirikan sebuah kolam renang umum dengan nama Kolam Renang Oevaang Oeray. (*)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2025 by GenPI.co KALBAR