GenPI.co Kalbar - Kapolda Kalbar Suryanbodo Asmoro mengajak masyarakat agar tidak melupakan sejarah Kalbar.
Selaras dengan Hari Berkabung Daerah atau yang dikenal dengan Peristiwa Mandor yang diperingati setiap 28 Juni.
“Mudah-mudahan menjadi motivasi dalam rangka mengenang sejarah dan mengenang perjuangan para pendahulu yang luar biasa saat itu,” tuturnya, Selasa (28/6).
Menurutnya, para pejuang dalam Peristiwa Mandor merupakan korban dari genosida demi mempertahankan Indonesia.
Sekda Kalbar Harisson mengatakan, peringatan atas Peristiwa Mandor mengakibatkan banyak korban jiwa oleh Jepang terhadap tokoh-tokoh Kalbar kala itu.
Oleh sebab itu, dia berharap kepada semua generasi saat ini agar terus menjaga nilai perjuangan yang diwariskan yang sangat berharga.
Selain itu, harus menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air terutama daerah Kalbar, bukan hanya mengenang peristiwa yang terjadi.
"Bisa dilihat, yang menjadi korban tidak hanya dilihat dari latar belakang etnis, agama, dan golongan. Artinya, persatuan para pejuang itu satu,” ujar Harisson.
Menurut catatan sejarah, saat penduduk Jepang di Kalbar pada 1942-1944, telah terjadi peristiwa pembunuhan besar-besaran secara keji dan kejam oleh tentara Jepang.
Genosida pada 28 Rokugatsu 2604 atau 28 Juni 1944 itu, dilakukan terhadap tokoh-tokoh masyarakat, pemuka masyarakat, kaum cendekiawan, dan para pejuang.
Disebutkan sebanyak 21.037 jiwa korban pembunuhan massal yang dikuburkan di 10 Makam Juang Mandor.
Hal itu diketahui berdasarkan data surat kabar Jepang yang terbit di Pontianak Borneo Shimbun terbitan Sabtu, 1 Shigatsu 2604 atau 1 Juli 1944.
Kemudian berdasarkan Perda Nomor 5/2007 tentang Peristiwa Mandor, setiap 28 Juni ditetapkan sebagai Hari Berkabung Daerah Provinsi Kalbar.
Peringatan wajib dilaksanakan setiap tahunnya dengan kegiatan-kegiatan yang merenungkan dan memaknai kejuangan nasional tersebut. (rls)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News