GenPI.co Kalbar - Prisa, produsen serum kesehatan payudara mengampanyekan pentingnya bagi para perempuan untuk mencintai diri sendiri.
Selain itu, peremuan diajak melawan stigma bahwa kejahatan seksual disebabkan oleh cara perempuan berpakaian.
Merek lokal asal Bandung itu menekankan bahwa perempuan berhak atas apa saja yang ingin mereka kenakan.
Ekspresi perempuan dalam berbusana mestinya dapat dihargai negara yang berlandaskan Pancasila dan menghargai keberagaman.
Owner & Founder Prisa Syefriandhi mengatakan bahwa perempuan bebas untuk berekspresi atau berkarya tanpa terganggu stigma masyarakat atas apa yang dilakukan dan dikenaka.
“Masyarakat tidak berhak untuk men-judge atau menilai seseorang dari penampilan luarnya saja,” ujarnya dalam rilis, Senin (11/4).
Prisa menggelar kampanye dengan tema #LawanStigma menjelang perayaan Hari Kartini,
Syefriandhi menyebut bahwa stigma pada perempuan tidak hanya soal pilihan berbusana.
Ada juga stigma-stigma lain yang menyangkut fisik seorang perempuan hingga perlu untuk dilawan.
“Mengapa harus olahraga padahal sudah kurus? Mengapa harus diet padahal sudah langsing? Mengapa harus belajar tinggi padahal akan ngurus dapur? Cewek kok kerjanya kayak laki-laki? Stigma-stigma itu juga nyata adanya,” ungkap Syefriandhi.
Stigma yang terlanjur menjamur dapat menimbulkan stres, depresi, perasaan malu, marah, atau berbagai macam reaksi lainnya baik secara fisik, mental, maupun perilaku.
“Stigma membuat orang terkucil atau bahkan diabaikan, yang pada akhirnya menghambat perempuan untuk berproses, berkarya, berekspresi, dan berdikari,” ucapnya.
Prisa berharap perempuan berani tampil, berkarya, bekerja, dan berekspresi tanpa takut dengan kampanye #LawanStigma.
Ia juga berharap kampanye tersebut dapat menyadarkan perempuan untuk tidak perlu lagi memedulikan pendapat orang lain terhadap dirinya.
Kampanye ini dibuat agar perempuan dapat mengeluarkan potensi yang lebih dari dirinya.
Pasalnya, tubuh perempuan adalah otoritas mereka sendiri.
“Do what you want to do. Post whatever you want in social media. Reclaim our bodies, love it and respect it the way it deserves,” pungkas Syefriandhi. (ant)
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News