Ritual Budaya Dayak Dilestarikan sebagai Jati Diri Bangsa

Ritual Budaya Dayak Dilestarikan sebagai Jati Diri Bangsa - GenPI.co KALBAR
Rangkaian kegiatan Nyobeng di Sebujit, Desa Hlibuei, Kecamatan Siding, Kabupaten Bengkayang. Foto: ANTARA/Wati

GenPI.co Kalbar - Ritual budaya, terutama budaya Dayak harus terus dijaga dan dilestarikan sebagai jati diri bangsa.

Bupati Bengkayang Sebastianus Darwis mengatakan saat seseorang atau sekelompok masyarakat menghilangkan budaya, maka jati dirinya pun akan hilang.

“Jati diri kita sebagai orang Dayak, sebagai orang yang berbudaya,” katanya, Minggu (19/6).

BACA JUGA:  Pekan Gawai Dayak ke-36 Kalbar Jadi Magnet Wisata Budaya

Darwis mencontohkan, ritual budaya Nyobeng di daerah Sebujit, oleh Dayak Bidayuh di Kabupaten Bengkayang, yang sudah masuk kalender wisata Kalbar dan nasional.

Nyobeng adalah ritual penghormatan terhadap hasil mengayau (kayau) yang telah dilakukan sejak zaman dulu.

BACA JUGA:  Dua Destinasi Rekomendasi untuk Liburan Keluarga di Bengkayang

Pada ritual ini, masyarakat akan memandikan atau membersihkan tengkorak manusia hasil mengayau nenek moyang.

Keberadaan rumah Baluq juga masuk dalam warisan budaya tak benda.

BACA JUGA:  Miliki 156 Destinasi Unik, Wisatawan Wajib Kunjungi Bengkayang

Oleh sebab itu, Pemkab Bengkayang akan diundang pada forum G-20 di Yogyakarta.

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Berita Sebelumnya
Berita Selanjutnya