
GenPI.co Kalbar - Kearifan lokal dan kehidupan adat istiadat serta budaya masyarakat Suku Dayak Taman Kapuas, di Kabupaten Kapuas Hulu, membuat mahasiswi asal Australia, Mia Dunphy jatuh hati.
Hal tersebut disampaikan oleh Mia Dunphy, di Desa Sayut, Kecamatan Putussibau Selatan, Senin (30/1).
"Masyarakat Suku Dayak Taman Kapuas sangat ramah, masih memegang teguh kearifan lokal baik adat maupun budaya, saya jatuh hati," tuturnya.
BACA JUGA: Jelang Festival Danau Sentarum, Suku Dayak dan Melayu Gelar Ritual Tolak Bala
Sebagai informasi, Mia telah melakukan penelitian studi S3 PhD dari University of Melbourne di Australia tentang perdagangan dan panen sarang burung walet di gua alami dan rumah walet di Kapuas Hulu.
Penelitian mahasiswi kelahiran Dorroughby, New South Wales, Australia itu khususnya dilaksanakan di Desa Sayut selama kurun waktu 6 bulan.
BACA JUGA: Pentas Seni dan Budaya Bakal Meriahkan Perayaan Imlek di Singkawang
"Desa Sayut saya pilih karena orang-orangnya memiliki sejarah, yaitu masih bekerja di gua alami sampai sekarang," ungkap Mia.
Sejak pertama tiba di Desa Sayut, kata dia, dirinya telah disambut hangat dengan penuh rasa kekeluargaan oleh masyarakat Suku Dayak Taman Kapuas.
BACA JUGA: Pesona Madura Kalimantan Barat Pererat Khazanah Budaya
Bahkan, hampir setiap hari warga di Desa Sayut mengundangnya untuk datang ke rumah.
Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News