Wastra Datulu, Ikat Kepala Wanita Dayak Tamambaloh Sarat Makna

22 Juni 2022 02:00

GenPI.co Kalbar - Museum Kalbar meregenerasi cara menggunakan wastra atau kain tenun ikat kepala wanita (datulu) dan pria (indulu pintas) Suku Dayak Tamambaloh.

Pemandu Edukasi Kultural Museum Kalbar Dwi Wulandari Prasetyaningrum mengatakan, regenerasi sebagai bentuk edukasi berkelanjutan bagi generasi penerus.

“Sehingga tradisi menggunakan wastra dantulu terus terjaga," ujarnya, Selasa (21/6).

BACA JUGA:  Miliki 156 Destinasi Unik, Wisatawan Wajib Kunjungi Bengkayang

Selain untuk mempertahankan nilai kearifan lokal, wastra dantulu juga menjadi wujud ekspresi dan keyakinan Suku Dayak Tamambaloh.

Wulandari mengimbau kepada seluruh masyarakat dan generasi muda agar tidak melupakan budaya sebagai identitas bangsa, apalagi di tengah kecanggihan teknologi.

BACA JUGA:  Lomba Lari Marathon 10K, Meriahkan HUT ke-15 Kabupaten Kubu Raya

"Kami kembali lagi pada fungsi dan peran utama museum dengan menginformasikan nilai-nilai dari hasil budaya,” ungkapnya.

Sebagai informasi, kain tenun ikat Kepala Suku Dayak Tamambaloh sarat dengan makna dan filosofi.

BACA JUGA:  Lestarikan Budaya, Museum Regenerasi Ragam Gerak Tari Bidayuh

Penggunaannya juga disesuaikan dengan peristiwa yang terjadi di lingkungan masyarakat setempat.

Suku Dayak Tamambaloh dikenal menjunjung tinggi adat istiadat.

Subsuku Dayak ini bermukim di Kecamatan Embaloh Hulu dan Embaloh Hilir di Kabupaten Kapuas Hulu. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR