Warga Antusias Rayakan Hari Bakcang, Edi Kamtono: Bisa Jadi Daya Tarik Wisata

22 Juni 2023 18:20

GenPI.co Kalbar - Perayaan Hari Bakcang menjadi tradisi tahunan yang dirayakan masyarakat Tionghoa di seluruh dunia.

Bakcang merupakan makanan tradisional masyarakat Tionghoa dan memiliki hari bakcang tersendiri.

Makanan dari beras ketan yang diisi daging atau ayam cincang berbumbu ini pertama kali muncul pada zaman Dinasti Zhou.

BACA JUGA:  Puncak Cung Yuan, Warga Tionghoa Pontianak Bakar Kapal Wang Kang

Menurut legenda, bakcang dibuat karena simpati rakyat kepada Qu Yuan yang bunuh diri dengan cara melompat ke sungai Miluo.

Saat itu, masyarakat melemparkan bakcang ke sungai dengan maksud agar binatang air tidak memakan jasad Qu Yuan dan beralih menyantap bakcang yang dilemparkan.

BACA JUGA:  Perayaan Hari Bakcang Dikemas Jadi Daya Tarik Wisata Pontianak

Di Kota Pontianak, perayaan Hari Bakcang digelar oleh Majelis Adat Budaya Tionghoa (MABT) Kota Pontianak di atas kapal wisata tepian Sungai Kapuas, Kamis (22/6).

Perayaan itu ditandai dengan melempar bakcang ke Sungai Kapuas.

BACA JUGA:  Hari Bakcang, Ingatkan Generasi Muda pada Budaya Leluhur

Beberapa warga Tionghoa dengan menggunakan perahu motor kecil menyusuri sungai dan mandi di Sungai Kapuas sebagai bagian dari ritual.

Tradisi tersebut dikenal dengan nama tradisi mandi Peh Cun yang dilaksanakan pada tengah hari, dimulai pada pukul 10.00-12.00 WIB, tatkala matahari tepat berada di atas kepala.

Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono ikut serta melempar bakcang dari atas kapal bersama tamu undangan lainnya.

Bakcang yang dilempar ke sungai sesekali disambut oleh warga yang tengah mandi di sungai yang mengitari kapal wisata.

Edi mengatakan, budaya Tionghoa dalam merayakan Hari Bakcang ini patut dilestarikan sebagai bagian dari khasanah budaya yang ada di Kota Pontianak.

Meski budaya ini merupakan budaya lama, namun masih dijalankan oleh warga Tionghoa di Kota Pontianak.

"Mudah-mudahan budaya ini bisa memberikan inspirasi dan memberikan manfaat terutama menjalin interaksi dan masyarakatnya semakin guyub," ungkap Edi.

Tak hanya itu, perayaan bakcang juga memberikan dampak pada geliat perekonomian di Kota Pontianak.

Betapa tidak, warga Tionghoa yang hendak mandi di Sungai Kapuas, beberapa di antaranya ada yang menyewa perahu motor air sebagai transportasi.

"Saya optimis jika budaya ini dikemas dengan baik, maka semakin tahun semakin banyak menarik minat masyarakat untuk menyaksikannya, dan bukan tidak mungkin ini bisa menjadi agenda event di Kota Pontianak," terang Edi.

Menyaksikan antusias peserta yang meramaikan dengan mandi di sungai dan melempar bakcang, dia menilai bahwa tradisi ini bisa menjadi sebuah paket wisata sungai terutama bertepatan perayaan Hari Bakcang.

"Saya optimis ini juga menjadi bagian daya tarik wisata karena sangat menarik minat orang yang menyaksikannya, apalagi tamu-tamu dari luar Pontianak," tandas Edi Rusdi Kamtono.

Perayaan Hari Bakcang berasal dari Tiongkok yang usianya sudah mencapai 2.300 tahun.

Perayaan tersebut digelar setiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 penanggalan Imlek.

Secara umum, perayaan Hari Bakcang adalah dengan memakan bakcang.

Selain itu, pada perayaan tersebut juga ada tradisi mandi tengah hari. (rls)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR