Kue Pasong dan Malam Tujuh Likor untuk Sambut Lebaran di Sambas

29 April 2022 20:00

GenPI.co Kalbar - Ada satu tradisi unik masyarakat Sambas, Kalimantan Barat dalam menyambut Lebaran.

Namanya malam tujuh likor. Malam ini dihitung pada malam 27 sebelum Idulfitri.

Tradisi malam tujuh likor menjadi peringatan malam Lailatulqadar yakni malam-malam ganjil dari sepuluh malam terakhir.

BACA JUGA:  Lemang, Santapan Paling Digemari Selama Ramadan

"Masyarakat Sambas saat malam tujuh likor biasanya membuat kue pasong yang nantinya dibawa ke masjid dan dimakan bersama," ujar Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kabupaten Sambas Misni Syafari.

Kue pasong, kata dia, memiliki filosofi tentang setan yang dibelenggu pada bulan suci Ramadan.

BACA JUGA:  Permainan Gasing hingga Menganyam Hiasi Gawai Maka' Dio

Namun, Misni mengungkapkan bahwa dirinya pun tidak mengetahui asal mula tradisi tersebut.

Satu hal yang pasti, tradisi malam tujuh likor sudah dilakukan sejak lama.

BACA JUGA:  Para Pemain Bangga, Meriam Karbit Tak Lekang oleh Waktu

“Maka dari itu, kami meminta kepada pegiat sejarah, mari bersama-sama menggali khazanah sejarah adat istiadat budaya Melayu Sambas," ajaknya.

Kebiasaan bertutur masyarakat Sambas dan tidak pernah dituliskan, menjadi kendala untuk mengetahui asal-usul sejarah tradisi itu di Sambas.

"Banyak sekali tradisi yang harus kita jaga dan lestarikan, seperti adat besaprah, pangkak gasing, tari-tarian, dan silat," terang Misni.

Sementara untuk tradisi menyambut Idul Fitri lainnya, relatif sama dengan kebanyakan tradisi masyarakat di daerah lain, seperti ziarah kubur dan silaturahmi ke rumah keluarga saat hari pertama Lebaran. (ant)

Silakan baca konten menarik lainnya dari GenPI.co di Google News

Redaktur: Shella Angellia Rimang

BERITA TERKAIT

Copyright © 2024 by GenPI.co KALBAR